Senin, 08 Juli 2013

LEOPOLD

.
0 komentar

PEMERIKSAAN LEOPOLD

Salah satu pemeriksaan yang dilakukan saat Ante Natal Care adalah pemeriksaan Leopold. Pemeriksaan ini terdiri dari 4 tindakan yang masing-masing dilakukan untuk mengetahui presentasi bayi dalam rahim. Berikut dijelaskan gerakan-gerakan yang dilakukan saat pemeriksaan Leopold :
1.    Leopold I
Mengetahui letak presentasi kepala dan bokong.
- menghadap ke kepala pasien gunakan ujung jari kedua tangan untuk mempalpasi fundus uteri.
- apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba adalah keras, bulat dan mudah digerakkan dan “ballotable”.
- apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa adalah lembut, tidak beraturan, tidak rata, melingkar dan sulit digerakkan.
2.    Leopold II
Maneuver ini untuk mengidentifikasi hubungan bagian tubuh janin ke depan, belakang atau sisi pelvis ibu.
- menghadap ke kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen, pertahankan uterus dengan tangan yang satu dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi punggung janin.
- bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakkan. bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk / posisi tidak jelas dan menonjol, dan mungkin bisa bergerak pasif atau aktif.


readmore »»

BESARNYA UTERUS DAN TINGGI FUNDUS

.
2 komentar


HUBUNGAN ANTARA BESARNYA UTERUS DAN TINGGI FUNDUS UTERI TERHADAP USIA KEHAMILAN

USIA KEHAMILAN
BESARNYA UTERUS
TINGGI FUNDUS UTERI
Akhir Bulan 1

Akhir Bulan  2

Akhir Bulan 3

Akhir Bulan 4

Akhir Bulan 5

Akhir Bulan 6

Akhir Bulan 7

Akhir Bulan 8

Akhir Bulan 9

Akhir Bulan 10
Lebih besar dari biasanya

Sebesar telur bebek

Sebesar telur anggsa

Sebesar kepala bayi

Sebesar kepala dewasa

Sebesar kepala dewasa / >

Sebesar kepala dewasa / >

Sebesar kepala dewasa / >

Sebesar kepala dewasa / >

Sebesar kepala dewasa / >
Belum teraba

Dibelakang simphisis

1- 2 jari diatas simphisis

Pertengahan simp- pusat

2- 3 jari dibawah pusat

Setinggi  pusat

2-3 jari di atas pusat

Pertengahan pusat Px

3 jari dibawah Px / Setinggi Px
Sama dengan 8 bulan tetapi lebih lebar..

TUA KEHAMILAN  TERHADAP TINGGI FUNDUS UTERI MENURUTSPIEGELBERG
 22 – 28 Minggu   =  24 – 25 cm di atas simphisis
28 Mgg                 =  26,5 cm di atas simphisis
30 Mgg                 =  29,5 - 30 cm di atas simphisis
32 Mgg                 =  29,5 - 30 cm di atas simphisis
34 Mgg                 =  31  cm di atas simphisis
36 Mgg                 =  32 cm di atas simphisis
38 Mgg                 =  33 cm di atas simphisis
40 Mgg                 =  37,7 cm di atas simphisis

readmore »»

Jumat, 17 Mei 2013

ATRESIA ESOPHAGUS

.
0 komentar


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang “ATRESIA ESOPHAGUS”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Askeb Neonatus, Bayi dan Balita yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.


 Yogyakarta, Maret 2013

   Penulis

readmore »»

ANENCEPALUS

.
0 komentar



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Tiap tahunnya 4.130 bayi di Amerika lahir dengan cacat tabung saraf dan hampir 1.200-nya meninggal. Setelah fortifikasi, terjadi penurunan tiap tahunnya, menjadi 3.000 bayi, dengan 840 kematian. Demikian hasil penelitian dari Pusat Pencegahan dan Pengawasan Penyakit Amerika (CDC). Kasus spina bifida sendiri turun menjadi 31 persen, dan anensefalus turun menjadi 16 persen.
Anensefalus ialah otak yang tidak berkembang sempurna disebabkan karena kegagalan dari tabung saraf untuk menutup pada bagian ujung atasnya yang dapat mengakibatkan keguguran, janin mati dalam kandungan atau bayi yang mati setelah dilahirkan.
Untuk pencegahannya diberikan asam folat 400 mikrogram sehari pada wanita usia subur atau selambat-lambatnya pada wanita yang sedang hamil pada awal trimester pertama (3 bulan pertama) dimana merupakan saat-saat terpenting pembentukan tabung saraf. Pemberian dapat berupa suplemen atau asam folat yang dapat ditemukan dalam makanan dan minuman seperti susu, sereal dan lain-lain.
Penurunan kasus ini akan lebih besar lagi bila lebih banyak wanita usia subur yang mengkonsumsi asam folat sedini mungkin sebelum pembuahan terjadi. Karena pembentukan tabung saraf dimulai pada awal trimester pertama maka banyak di antara ibu-ibu yang tidak menyadari bila mereka telah hamil dan harus segera mendapat asupan asam folat. Saat ini di Amerika baru sekitar 30 – 35 persen wanita usia subur subur yang mengkonsumsi asam folat.



readmore »»

INISIASI MENYUSU DINI

.
0 komentar



INISIASI MENYUSU DINI (IMD)  MENYUKSESKAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


Tujuan Instruksional Umum
Memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi serta tindakan yang diperlukan dalam proses pemberian ASI sehingga dapat terwujud program ibu menyusui dini.

Tujuan Instruksional Khusus
1.      Mendefinisikan pengertian Inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif.
2.      Menjelaskan tahapan prilaku sebelum bayi berhasil menyusu.
3.      Menjelaskan manfaat ASI eksklusif.
4.      Menjelaskan zat kekebalan pada ASI.
5.      Menjelaskan komposisi ASI.
6.      Menjelaskan cara memperbanyak memproduksi ASI.
7.      Menjelaskan cara menyusui yang benar dan cara pengamatan teknik menyusui yang benar.

Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah permulaan bayi menyusu pada ibu secara dini. Dengan IMD maka ASI selama 6 bulan pertama (ASI eksklusif) akan berhasil sukses. ASI eksklusif (menurut WHO) adalah bayi yang hanya menyusu ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan apapun, selama 6 bulan. Asi dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut.
1.      Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
2.      ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
3.      ASI diberikan secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari dan malam.
4.      ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.

readmore »»

ETIKA PROMOSI KESEHATAN

.
0 komentar


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang “ETIKA PROMOSI KESEHATAN”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Promosi kesehatan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.


 Yogyakarta, Desember 2012

   Penulis

readmore »»

BIDAN SEBAGAI ADVOKATOR & EDUKATOR

.
0 komentar


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah  ini membahas tentang “PERAN BIDAN SEBAGAI ADVOKATOR DAN EDUKATOR” agar mahasiswa dapat memahaminya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.


 Yogyakarta, November 2012

  Penulis

readmore »»

KASUS: ASKEB IBU NIFAS

.
0 komentar



Kasus:
Seorang ibu , umur 30 tahun, P3A0AH3, anak pertama lahir Januari 2003, anak kedua lahir Oktober 2005, partus spontan  40  hari  yang lalu, bayi perempuan berat badan lahir 3100 gram, Panjang badan 49 cm, APGAR SCORE 1 menit 8, 5 menit 9, 10 menit 9. Perineum utuh, mengatakan sudah tidak ingin tambah anak lagi. Lain–lain dalam kondisi normal.

readmore »»

CAPUT SUCCEDANEUM

.
2 komentar




KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Neonatus dengan jejas Persalinan Caput Succedaneum”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.

Yogyakarta, Desember 2012

   Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya.
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami trauma lahir.
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero.
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.

readmore »»

PERSALINAN PADA IBU HAMIL

.
0 komentar


     



I.      PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu.
Bentuk persalinan berdasarkan definisi :
a.       Persalinan spontan : bila seluruh persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b.      Persalinan buatan : bila persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
c.       Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang
   II.        SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN
Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks. Teori penyebab persalinan adalah sebagai berikut :
a.       Teori Keregangan
·         Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
·         Setelah melewati batas tertentu, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
b.      Teori Penurunan Progesteron
·         Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu
·         Produksi progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksigen.
·         Akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
c.       Teori Oksitosin Internal
·         Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior
·         Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks
·         Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dimulai

d.      Teori Prostaglandin
·         Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua
·         Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat dikeluarkan
·         Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan

readmore »»

FISIOLOGI NIFAS

.
0 komentar




FISIOLOGI NIFAS
     I.          PENGERTIAN NIFAS
Masa nifas (puerperium) secara tradisional didefinisikan sebagai periode 6 minggu segera setelah lahirnya bayi dan mencerminkan periode saat fisiologi ibu, terutama sistem reproduksi, kembali mendekati keadaan sebelum hamil. Pengertian lainnya, puerperium adalah masa sejak persalinan selesai dan berakhir setelah 6 minggu, dimana alat-alat reproduksi berangsur-angsur kembali seperti normal.
   II.        INVOLUSI DAN SUBINVOLUSI UTERUS
Masa nifas berawal segera setelah plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus. Oksitosin yang disekresikan kelenjar hipofisis posterior menginduksi kontraksi miometrium yang intermitten dan kuat, dank arena rongga uterus sudah kosong, maka keseluruhan uterus berkontraksi penuh ke arah bawah dan dinding uterus kembali menyatu berhadapan satu sama lain. Sekitar 1 jam pasca persalinan, miometrium sedikit melemas, tetapi perdarahan aktif dihambat oleh aktivasi mekanisme pembekuan darah, yang selama kehamilan mengalami perubahan besar, untuk menghasilkan respon pembekuan yang cepat. Involusi uterus berlangsung sedemikian cepat sehingga 50% dari massa total jaringan lenyap dalam 1 minggu.
Ukuran sel miometrium berkurang dan uterus kembali hampir ke ukuran prahamilnya, walaupun proporsi jaringan ikat yang ada di uterus secara progresif meningkat seiring dengan jumlah kehamilan. Involusi berlangsung lambat pada wanita yang menjalani SC segmen bawah. Involusi uterus yang berlangsung lambat (sub-involusi) mengindikasikan adanya retensi produk konsepsi dan atau infeksi sekunder, yang biasanya ditandai dengan adanya lochia rubra yang terus-menerus keluar disertai bau menusuk.
Involusi adalah perubahan-perubahan alat genetalia interna dan eksterna yang berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.


readmore »»

FISIOLOGI KEHAMILAN

.
0 komentar


     
   DIAGNOSIS KEHAMILAN

Dibutuhkan kemampuan mengenal tanda (signs) dan gejala (symptoms) kehamilan ditambah dengan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium.
Secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.      Tanda kehamilan yang tidak pasti (uncertain signs)
Walaupun ada, tidak berarti pasti hamil, namun pada orang hamil tanda ini pasti ada. Untuk tanda kehamilan tidak pasti ini, dikenal juga dengan istilah probable signs dan presumptive signs. Probable signs merupakan gejala yang bersifat subjektif dan hanya dapat dirasakan pasien, sedangkan presumptive signs merupakan tanda yang bersifat objektif yakni dapat diukur, diperiksa, dan dilihat oleh pemeriksa. Adapun yang termasuk uncertain signs adalah :
a.       Amenorrhea
Tidak ada haid/terlambat haid pada wanita usia subur.  Terlambat haid juga dapat terjadi pada kondisi stress, pemakaian obat-obatan, penyakit kronis atau gangguan kelenjar hipofisis-hipotalamus.
b.      Mual (nausea) dan muntah (vomitus)
Mual dan muntah disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon hCG dari plasenta dan karena motilitas lambung menurun akibat meningkatnya kadar hormon progesterone dalam darah.
c.       Mastodinia
Rasa kencang dan nyeri pada payudara yang disebabkan oleh payudara membesar. Pembesaran payudara disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen, progesterone, hormon plasenta laktogen (HPL), dan sedikit prolaktin.  Mastodinia dapat pula terjadi pada masa pra-menstruasi.
d.      Quickening
Persepsi gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu. 18 minggu pada multigravida, 20 minggu pada primigravida. Ada yang disebut dengan pseudocysis yaitu keadaan dimana seorang wanita mengalami hamil palsu.
e.       Poliuria
Frekuensi miksi bertambah terutama pada waktu malam hari. Keluhan ini disebabkan karena uterus yang membesar mendesak vesica urinaria sehingga daya tampung vesica urinaria berkurang.
f.       Konstipasi
Ini terjadi karena pengaruh progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos usus, menyebabkan tonus otot polos berkurang, sukar kontraksi sehingga sukar BAB.
g.      Perubahan Berat Badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena mual dan muntah dan nafsu makan berkurang. Setelah lebih dari 3 bulan berat badan mulai meningkat karena nafsu makan makin baik.
h.      Suhu Basal Meningkat
Suhu basal adalah suhu yang diukur pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Pada orang normal suhu basal berada pada kisaran 36,5-370C, pada saat ovulasi terjadi kenaikan sebesar 0,50C. Jika terjadi kehamilan, sesudah ovulasi suhu tetap tinggi terus antara 37,2-37,80C (selama lebih dari 3 minggu). Kenaikan suhu basal ini disebabkan karena efek thermogenik progesteron.
i.        Pigmentasi
Muncul pada minggu ke-16 kehamilan. Terjadinya pigmentasi disebabkan karena stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pigmentasi ditandai dengan :
·         Cloasma Gravidarum : deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi
·         Pada areola dan papilla mamae warna kulit menjadi lebih hitam
·         Striae gravidarum : perubahan warna seperti jaringan parut pada kulit daerah abdomen , garis-garis hitam (linea nigra). Kadang-kadang terjadi teleangiektasia karena pengaruh estrogen yang tinggi.
j.        Perubahan Mammae
Akibat stimulasi hormon Prolaktin dan HPL, sehingga dengan pemijatan ringan dapat mengeluarkan kolostrum pada usia kehamilan > 16 minggu.
k.      Perubahan pada Organ Pelvis
·         Livide (kebiruan) pada cerviks uteri dan dinding vagina. Karena sirkulasi bertambah tetapi aliran balik berkurang sehingga terjadi bendungan vena pada bulbus vestibule vagina (Chadwick sign : dinding vagina kebiru-biruan), demikian halnya dengan dinding vagina bagian dalam juga mengalami hal serupa (Jacquimier’s sign).
·         Munculnya Heggar’s sign yaitu perlunakan daerah isthmus uteri atau segmen bawah rahim sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan.Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke-7 sampai dengan minggu ke-8.
·         Munculnya Ladin’s sign yaitu suatu pelembutan atau perlunakan yang terjadi pada daerah cervicouterine junction atau bagian tengah dinding uterus bagian dalam.
·         McDonald’s sign yaitu fundus uteri menjadi lebih mudah untuk difleksikan dari bagian cervix yang biasanya terjadi pada minggu ke-7 sampai 8 kehamilan.
·         Goodell’s sign yaitu pelembutan atau perlunakan pada bagian cerviks uteri .
·         Terjadinya pelembutan atau perlunakan yang tidak merata pada tempat terjadinya implantasi  (Vorn Fernwald’s sign) atau jika tempat implantasinya di daerah cornu uteri maka akan terjadi pembesaran asimetris pada tempat implantasinya dan kemudian menimbulkan perlunakan dengan pemeriksaan toucher (Piscasek’s sign)
l.        Pembesaran perut
Nyata setelah minggu ke-6 karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
m.    Epulis
Di bawah pengaruh estrogen dan progesteron, gusi mengalami pembengkakan sehingga mudah berdarah.
2.      Tanda kehamilan pasti (certain signs)
Kalau ada tanda ini dipastikan hamil, sedangkan kalau tidak ada pasti tidak hamil. Adapun tanda kehamilan pasti antara lain :
a.    Adanya denyut jantung janin (DJJ)
Adanya DJJ dapat diketahui sebagai berikut :
·         Stetoskop Laennec pada minggu ke-17 sampai 18
·         Stetoskop ultrasonik/Doppler pada minggu ke-12
·         USG pada minggu ke-7 sampai ke-8
·         Fetal EKG, dapat direkam pada minggu ke-12
b.    Pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Pada minggu ke-6 sampai ke-7 dapat dilihat gestasional sac, minggu ke-7 sampai 8 dilihat dan didengar DJJ, minggu ke-8 sampai 9 dilihat gerakan janin, minggu ke-9 sampai 10 dilihat plasenta, dan pada minggu ke-12 sudah dapat diukur diameter biparietal kepala  janin untuk menentukan HPL
c.    Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outlet janin , biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22.
d.   Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Pemeriksaan ini dilakukan hanya atas indikasi yang mendesak sekali janin sangat peka terhadap sinar X.

e.    Tes Laboratorium
Yang paling popular adalah tes inhibisi koagulasi yaitu mendeteksi adanya hCG yang dibentuk oleh sinsitiotrofoblas dalam urin. Tes deteksi hCG yang terkenal adalah PP test.

readmore »»