Jumat, 17 Mei 2013

CAPUT SUCCEDANEUM

.




KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Asuhan Neonatus dengan jejas Persalinan Caput Succedaneum”
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.

Yogyakarta, Desember 2012

   Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya.
Proses kelahiran sangat dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kehamilan yang tidak ada gangguan, diharapkan kelahiran bayi yang normal melalui proses persalinan yang normal, dimana bayi dilahirkan cukup bulan, pengeluaran dengan tenaga mengejan ibu dan kontraksi kandung rahim tanpa mengalami trauma lahir.
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.
Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal. Akan tetapi, terdapat kasus terjadinya cedera in utero.
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.


1.2  Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyebab jalan lahir yang terdiri dari caput succedaneum.
2.      Tujuan Khusus
1)      Mengetahui teori tentang pengertian.
2)      Mengetahui penyebab, faktor predisposisi, gejala, patofisiologi, komplikasi dan penatalaksanaan caput succedaneum.
3)      Mengetahui proses manajemen Tujuh Langkah Varney.

1.3  Manfaat Penulisan

Diharapkan dengan adanya Asuhan Neonatus dengan Jejas Persalinan caput succedaneum.Mahasiswa lebih dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diberikan saat melakukan pendidikan selama dalam perkuliahan. Serta dapat melakukan keterampilan dasar praktik dilapangan.



BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1  Pengertian Cedera Lahir

Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau presentasi atau posisi janin abnormal.
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi.

2.2  Ruang Lingkup Caput Succedaneum

2.2.1        Pengertian Caput Succedaneum

Caput succedaneum ini ditemukan biasanya pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian yang bersangkutan. Pada bagian tersebut terjadi oedema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh darah. Caput suksedaneum tidak memerlukan pengobatan khusus dan biasanya menghilang setelah 2-5 hari.
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.
Caput suksedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan.
Caput Succedaneum adalah benjolan yang membulat disebabkan kepala tertekan leher rahim yang saat itu belum membuka penuh yang akan menghilang dalam waktu satu dua hari.
Perbedaan caput succedaneum dan cephalhematoma

Caput succedaneum
Cephalhematoma
Muncul waktu lahir, mengecil setelah lahir.
Muncul waktu lahir atau setelah lahir, dapat membesar sesudah lahir.
Lunak, tidak berfluktuasi.
Teraba fluktuasi.
Melewati batas sutura, teraba moulase.
Batas tidak melampaui sutura.
Bisa hilang dalam beberapa jam atau 2-4 hari
Hilang lama (beberapa minggu atau bulan).
Berisi cairan getah bening
Berisi darah
                        Sumber : Kosim, 2003

                      

2.2.2        Penyebab

Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan Vacum ektrasi.
Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari.

2.2.3        Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain :
1)      Makrosomia
2)      Prematuritas
3)      disproporsi sefalopelvik
4)      distosia
5)      persalinan lama
6)      persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
7)      persalinan dengan sectio caesaria
8)      kelahiran sungsang
9)      presentasi bokong
10)  presentasi muka
11)  kelainan bayi letak lintang            

2.2.4        Gejala

1)      Udema di kepala
2)      Terasa lembut dan lunak pada perabaan
3)      Benjolan berisi serum dan kadang bercampur dengan darah
4)      Udema melampaui tulang tengkorak
5)      Batas yang tidak jelas
6)      Permukaan kulit pada benjolan berwarna ungu atau kemerahan
7)      Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan

2.2.5        Komplikasi

1)      Infeksi
Infeksi pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala terluka.



2)      Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedanieum dapat menyebabkan ikterus karena inkompatibilitas faktor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu dan bayi.
3)      Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedanieum karena pada benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak.

2.2.6        Penatalaksanaan

1)      Perawatan bayi sama dengan  perawatan bayi normal.
2)      Pengawasan keadaan umum bayi.
3)      Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup.
4)      Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui dengan benar.
5)      Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada benjolan.
6)      Berikan konseling pada orang tua, tentang:
a.       Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
b.      Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah sampai 3 minggu tanpa pengobatan.
c.       Perawatan bayi sehari-hari.
d.      Manfaat dan teknik pemberian ASI.



BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1  Kasus caput succedaneum

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
PADA BAYI NY. A” UMUR 1 JAM
DI BPM SLEMAN YOGYAKARTA

NO. REGISTRASI                            :  00345
TEMPAT PENGKAJIAN                  :  DI BPM
TANGGAL PENGKAJIAN/ PUKUL: Senin, 12 Desember 2012 / 18.00 WIB
OLEH/ PENGKAJI                           :  Bidan Sinta
I.                   PENGKAJIAN
A.    DATA SUBYEKTIF
1.      Identitas anak
Nama               : By Ny. “A”
              Tanggal Lahir  : 12 Desember 2012/Pukul : 17.00 WIB
Umur               : 1 Jam
Jeniskelamin    : Laki-laki
2.      Identitas orang tua      Ibu                                           Suami
Nama               :           Ny. “A”                                   Tn. “T”
Umur               :           24 Tahun                                 27 Tahun
Agama             :           Islam                                       Islam
Suku/Bangsa   :           Jawa/Indonesia                       Jawa/Indonesia
  Pendidikan       :           SMA                                       S1
  Pekerjaan           :           Ibu Rumah Tangga                 PNS
 Alamat               :           Jl. Melati No. 5 Sleman           Jl. Melati No. 5
Yogyakarta
Sleman Yogyakarta

3.      Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin mengetahui keadaan anaknya.
4.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan kepala bayinya terdapat benjolan.
5.      Riwayat Kesehatan
a.       Penyakit  yang pernah / sedang diderita (menular, menurun, menahun) :
Ibu tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.
b.      Penyakit yang pernah / sedang diderita keluarga:
Keluarga tidak ada yang pernah dan sedang menderita penyakit berat seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.
c.       Riwayat Operasi
Ibutidak pernah mengalami dan mempunyai riwayat operasi.
d.      Riwayat alergi Obat
Ibu tidak mempunyai riwayat alergi obat.
e.       Riwayat Keturunan Kembar
Ibu tidak mempunyai riwayat keturunan kembar





6.      Riwayat Kelahiran
a.       Tanggal Lahir        : 12 Desember 2012/ Pukul : 17.00 WIB
b.    Jenis Kelamin       : Laki-laki                                       
c.    BB Lahir              : 3300 gram                                          
d.    PB Lahir              : 45 cm                                        
e.    LK Lahir              :
CFO            : 35 cm
                             CMO          : 36 cm
                                   CSOB         : 33 cm
                      CSMB        : 33 cm

f.     LD Lahir                : 33 cm                                          
g.    LILA Lahir            : 12 cm
h.    APGAR SKOR      : 1”10   5”10    10”10
i.     Reflek     
1) Moro                              : Baik
2) Menggenggam               : Baik
3) Menghisap                     : Baik
4) Rooting Reflek              : Baik
5) Melangkah                     : Belum
7.      Riwayat Persalinan
a.       Tempat bersalin     : BPM Santi
b.      Jenis persalinan     : lahir spontan
c.       Penolong               : Bidan
d.      keluhan                 
Ibu merasakan dorongan ingin BAB.
Ibu merasakan ada cairan keluar dari  kemaluannya.
             Persalinan lama.

8.      Riwayat Imunisasi
a.       BCG usia               : Belum
b.      Hepatitis B usia      : 0 hari
c.       Campak usia           : Belum
d.      Polio usia                : 0 hari
e.       DPT usia                : Belum

9.      Riwayat Perkembangan
a.       Tengkurap usia      : Belum           
b.      Merangkak usia     : Belum
c.       Berjalan usia          : Belum
10.  Pola Pemenuhan Kebutuhan
a.       Nutrisi                                : ASI
b.      Eliminasi                            : BAB 3x/hari, BAK 6x/hari
c.       Aktifitas                             : Gerak aktif
d.      Istirahat                              : Sebagian waktunya di gunakan untuk tidur
e.       Personal Hygiene               : Belum dimandikan

B.     DATA OBYEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Keadaan Umum         : Baik
b.      Kesadaran                   : Composmentis         
c.       Antopometri               :                                 
BB     : 3300 gram                  
LD         : 33 cm
PB         : 45 cm
LILA     : 12 cm

LK      : CFO              : 35 cm
CMO             : 36 cm
            CSOB             : 33 cm
            CSMB             : 33 cm
d.      TTV                               
Frekuensi Jantung  : 140 x/menit
Respirasi                      : 40 x/menit
Suhu                        : 37 oC
Nadi                        : 100 x/menit
2.      Kemampuan Motorik Halus
Tidak Ada
3.      Kemampuan Motorik Kasar
Tidak Ada
4.      Kemampuan Bahasa
Bayi menangis.
5.      Pemeriksaan Fisik
Kepala                               :bentuk tidak simetris, teraba ada benjolan
lunak pada kepala bayi (caput succedaneum), tidak ada cephalhematoma.
Ubun-ubun                         : lunak, sutura terpisah
Lingkar Kepala
                      CFO                        : 35 cm
                      CMO           : 36 cm
                      CSOB         : 33 cm
                      CSMB         : 33 cm
Mata                     : simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva merah muda, uji penglihatan dengan cahaya mata aktif.
Telinga                             : simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada serumen
Hidung                         : bersih, tidak ada cairan yang keluar,tidak ada pernafasan cuping hidung.
Mulut                               : tidak ada labioscisis, palatoscisis, dan tidak ada labiopalatoscisis, tidak ada kelainan.
Leher                               : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, kelenjar getah bening, dan vena jugularis.
Dada                                : simetris, tidak ada bunyi ronchii, maupun wheezing, dan tidak ada retraksi dinding dada, lingkar dada : 33 cm
Ektremitas Atas              : tangannya simetris, gerakannya aktif jari-jarinya lengkap, kuku tidah pucat ( merah muda), LILA : 12 cm
Pemeriksaan sistem Syaraf:  Adanya refleks moro
Perut                                :tidak ada perdarahan tali pusat, tidak ada benjolan atau masa, tidak ada penonjolan tali pusat, perut bayi lembek pada saat bayi diam.
Genetalia                         :terdapat 2 testis pada scrotum, penis berlubang pada ujungnya, testisnya sudah turun pada scrotum.
Pinggul                            : terdapat sambungan pada panggul.
Ektremitas Bawah           : kaki simetris, gerakannya aktif, jumlah jari-jari  lengkap, kuku tidak pucat.
Punggung                        : tidak terdapat spina bipida, tulang belakang tidak lordosis, kifosis, dan skoliosis.
Anus                                : anus berlubang, bersih tidak ada feses.
Kulit                                : Kulit tidak pucat, tidak terdapat tanda lahir, tidak ada bercak hitam, ada vernik kaseosa.
6.      Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada


II.                INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa :
Bayi Ny. “ A”umur 1 jam laki-laki lahir spontan dengan Caput succedaneum.
      Data Dasar :

DS :
a.       Ibu mengatakan bahwa bayi lahir tanggal 12 Desember 2012 Pukul : 17.00 WIB
b.      Ibu mengatakan jenis kelamin anaknya laki-laki.
c.       Ibu mengatakan bayi lahir spontan.
d.      Ibu mengatakan umur bayi 1 jam
e.       Ibu menyatakan bahwa di bagian kepala bayinya terdapat benjolan lunak.
DO :
a.       Keadaan umum : Aktif
b.      Antopometri    :
BB     : 3300 gram
PB      : 45 cm
LD     : 33 cm
LILA  : 12 cm
LK      :
            CFO    : 35 cm
            CMO   : 36 cm
            CSOB : 33 cm
            CSMB : 33 cm
c.       TTV                :
Suhu       : 37oC
Nadi        : 100x/ menit
Respirasi : 40x/ menit

d.      Pemeriksaan fisik menunjukan bahwa pada kepala bayi teraba ada benjolan lunak (caput succedaneum).

III.             DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak Ada

IV.             ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Mandiri     : Tidak Ada
Kalaborasi : Tidak Ada
Rujukan     : Tidak Ada


V.                PERENCANAAN     Tanggal: 12 Desember 2012   Pukul: 18.10 WIB
1.      Jelaskan kondisi bayi pada ibu
2.      Lakukan pemantauan KU, TTV, kondisi bayi
3.      Lakukan perawatan BBL
4.      Jelaskan cara menjaga Kehangatan Bayi
5.      Lakukan Rawat Gabung

VI.             PELAKSANAAN      Tanggal: 12 Desember 2012   Pukul: 18.15 WIB
1.      Memberitahukan kepada ibu bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum) yang dapat hilang dalam waktu 2-5 hari dengan sendirinya dan tidak perlu dilakukan pijatan di kepala bayi.
2.      Memberi tahu hasil pemantauan kepada ibu bahwa keadaan umum bayi baik, TTV yang meliputi : suhu 37 0C, nadi 100x/menit, Respirasi 40 x/menit
3.      Melakukan perawatan BBL dengan:
a.       menganjurkan ibu menyusui bayinya setiap 2-3 jam sekali atau sesering mungkin.
b.      menganjurkan ibu memandikan bayinya setiap 1x sehari.
c.       menganjurkan ibu menggantikan popok bayi yang basah dengan segera.
d.      menganjurkan ibu melakukan perawatan tali pusat dengan benar (tali pusat di biarkan saja dan dalam keadaan bersih).
e.       Menjaga kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, menyelimuti, membungkus tangan dan kaki dengan sarung tangan dan sarung kaki, serta menyiapkan tempat kering dan hangat .
f.       Melakukan rawat gabung yaitu ibu dan bayi dalam 1 ruang.




VII.          EVALUASI   Tanggal: 12 Desember 2012              Pukul: 18.20 WIB
1.      Ibu sudah mengetahui bahwa di kepala bayinya terdapat benjolan lunak (caput succedaneum), tidak boleh dipijat, dan dapat hilang sendiri.
2.      Ibu mengetahui keadaan umum bayi baik, meskipun ada benjolan di kepalanya.
3.      Bayi sudah dilakukan perawatan BBL dengan baik dan benar.
4.      Bayi sudah terjaga kehangatannya.
5.      Bayi dan ibu sudah dalam 1 ruang.

BAB IV

PEMBAHASAN


Setelah melakukan asuhan kebidanan pada By. An “A” usia 1 jam bayi dengan keluhan caput succedanium.  Dari data pengkajian didapatkan bahwa By. An “A”
Yaitu dapat berkembang dan sehat karena faktor lingkungan,keluarga,makanan,dan faktor pemenuhan gizi,serta ASI  yang telah di berikan sejak lahir. Setelah dilakukan asuhan analisa data pada An”A” dengan caput succedaneum, didapatkan tidak adanya kesenjangan antara teori dan praktek. Pada teori dilakukan asuhan kebidanan pada balita yang mengalami jejas persalinan yaitu pemenuhan kebutuhan anak sesuai dengan umurnya.Pada balita fisiologis tidak terlalumembutuhkan perawatan yang terlalu serius,hanya saja orang tua dapat mengawasi pola makan,gizi,lingkungan,serta kesehatan anak.


BAB VI

PENUTUP


5.1  Kesimpulan

Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama persalinan verteks. Edema pada caput suksadenum dapat hilang pada hari pertama, sehingga tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang setelah satu minggu.

5.2  Saran

1.      Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar selalu memantau keadaan pada bayi.
2.      Diharapkan kepada bidan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus.
3.      Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika
Hassan, Rusepno. 1985.  Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Markum, A. H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FK UI
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
Oxorn H. 1990. Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan Esentia Medica
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

2 comments

Anonim mengatakan...

blog mu y hen??hehe..makasi...bantu bgt ni :D

Unknown mengatakan...

iya sama" ... :)

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar