KATA PENGANTAR
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang “PEMERIKSAAN DALAM
(VAGINAL TOUCHER)” agar mahasiswa dapat memahaminya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Askeb II Kebidanan
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.
Yogyakarta,
Oktober 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau
tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Tingkat
kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh pelayanan di
masyarakat. Oleh karena itu, angka kematian tinggi rendahnya ditentukan oleh
pelayanan kesehatan yang memadai.
Pada
saat memberikan asuhan kepada ibu bersalin, penolong harus selalu waspada
terhadap kemungkinan timbulnya masalah atau penyulit. Selama anamnesis dan
pemeriksaan fisik, tetap waspada terhadap indikasi-indikasi yang kemungkinan
akan timbul.
Kematian
dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang belum dapat
terselesaikan hingga saat ini. Salah satu tindakan yang di lakukan oleh seorang
bidan dalam kala II adalah melakukan Vaginal Toucher (Periksa Dalam) dimana tindakan
ini sangat penting di lakukan untuk memantau keadaan ibu berserta janinnya.Serta
memastikan proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar.
1.2 Tujuan Penulisan
1)
Bagi
penulis
Dapat
menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
2)
Bagi
pembaca
Sebagai
bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang bermutu
dan sesuai dengan standard.
BAB
II
ISI
2.1 DEFINISI VAGINAL TOUCHER
Memasukkan
tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk memantau perkembangan proses
persalinan atau lazim disebut VT (vaginal toucher atau vaginal tousse atau
periksa dalam dan sejenisnya) bukanlah sesuatu yang mudah. Selain perlu
pengetahuan, keterampilan, pengalaman, tetapi juga butuh perasaan. Karena jari
pemeriksa masuk, maka jari itu tidak boleh dikeluarkan sebelum pemeriksaan
dalam selesai.
2.2 TUJUAN VAGINAL
TOUCHER
- Untuk
menentukan apakah pasien sudah sungguh-sungguh in partu atau belum.
- Untuk
menentukan keadaan yang menjadi tolak ukur dari rencana pimpinan persalinan.
Misalnya:
Seorang
primigravida masuk dengan pembukaan 4cm, maka pembukaan lengkap diharapkan
sesudah 6 jam.
- Untuk
menentukan ramalan persalinan dengan lebih tepat.
- Pada
saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan
sesuai dengan yang diharapkan.
- Sebagai
bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.
2.3 INDIKASI VAGINAL TOUCHER
- Indikasi vaginal
toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
1.
Ketuban
pecah sedangkan bagian depan masih tinggi.
Kejadian
ini mungkin menyebabkan tali pusat menumbung yang harus secepat-cepatnya
didiagnosa, maka karena itu diperiksa dengan vaginal toucher (pemeriksaan
dalam).
2.
Kita
mengharapkan pembukaan lengkap.
Pada
keadaan ini kita melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah persalinan
maju menurut rencana waktu dan kalau memang sudah terdapat pembukaan yang
lengkap, pimpinan persalinan berubah misalnya pasien diizinkan dan dipimpin
untuk mengejan.
3. Bila
ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan misalnya: Karena ibu kurang baik
atau keadaan anak yang kurang baik. Untuk menentukan caranya menyelesaikan
persalinan perlu melakukan pemeriksaan dalam terlebih dahulu.
4. Pada
saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan
diagnosa letak janin.
5. Pada
saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian
kecil janin atau talipusat.
6. Pada
primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk
melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah
ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya
proses persalinan pervaginam.
- Kontraindikasi
: Perdarahan, Hymen intake, Infeksi
vagina, Perdarahan, Plasenta previa, Ketuban pecah dini, Persalinan
preterm.
2.4 TEKNIK MELAKUKAN VAGINAL TOUCHER
- Hal-hal
yang harus diperhatikan sebelum melakukan periksa dalam :
1. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan dengan handuk
kering dan bersih.
2. Minta
ibu untuk berkemih dan mencuci area genitalia (jika ibu belum melakukannya)
dengan bersih.
3.
Jelaskan pada ibu setiap langkah yang
akan dilakukan selama pemeriksaan.
4.
Anjurkan ibu untuk rileks.
5.
Pastikan privasi ibu terjaga selama
pemeriksaan dilakukan.
- Langkah-langkah
dalam melakukan pemeriksaan dalam :
1. Tutupi
badan ibu dengan selimut.
2. Minta
ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan (mungkin
akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama lain).
3. Gunakan
sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan.
4. Gunakan
kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT/larutan antiseptic.
Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke belakang untuk
menghindarkan kontaminasi feses (tinja).
5. Periksa
genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan) termasuk
kondilomata, varikositas vulva atau rectum, atau luka parut diperineum.
- Melakukan
penilaian terhadap :
1. Cairan
vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau
mekonium.
2. Jika
ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam.
3. Bila
ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terlihat pewarnaan
mekonium, nilai apakah kental atau encer dan periksa DJJ
4. Jika
mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama menurut
petunjuk pada partograf.
5. Jika
ada tanda-tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan segera.
6. Jika
mekonium kental, nilak DJJ dan rujuk segera.
7. Jika
tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi.
8. Dengan
hati-hati pilahkan labium majus dengan jari manis dan ibu jari(gunakan tangan
periksa).
9. Masukkan
(hati-hati jari telunjuk yang diikuti oleh jari tengah.
10. Jangan
mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai dilakukan.
11. Jika
selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi(merobeknya).
Alasannya amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkanresiko infeksi terhadap
ibu dan bayi serta gawat janin.
12. Nila
vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum
atau tindakan episiotomy sebelumnya.
13. Nilai
portio uteri : konsistensi (lunak, kaku) dan posisi.
14. Nilai
pembukaan dan penipisan serviks.
15. Pastikan
tali pusat dan atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada
saat melakukan periksa dalam. Jika teraba maka ikuti langkah-langkah gawat
darurat dan segera rujuk.
16. Nilai
penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk
ke dalam rongga panggul.
17. Jika
bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya (Ubun-ubun kecil,ubun-ubun
besar atau frontanela magna) dan celah (sutura) digitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin
sesuai dengan ukuran jalan lahir.
18. Lakukan
penilaian penurunan kepala terhadap bidang Hodge. Jika bagian terbawah janin
adalah bokong, maka lakukan penilaian penurunan bokong sampai dengan SIAS.
19. Jika
pemeriksaan terbawah sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan
(hati-hati), celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk
dekontaminasi,lapaskan kedua sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam
dalam larutan dekontaminan selama 10 menit.
20. Cuci
kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih dan kering.
21. Bantu
ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
22. Jelaskan
hasil-hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.
2.5 KOMPLIKASI
Bahaya
pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) :
- Dapat
menyebabkan perdarahan yang hebat.
- Peningkatan
resiko terjadinya infeksi.
- Menimbulkan
his dan kemudian terjadilah partus prematurus.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kematian
dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang belum dapat
terselesaikan hingga saat ini. Salah satu tindakan yang di lakukan oleh seorang
bidan dalam kala II adalah melakukan Vaginal Toucher (Periksa Dalam) dimana
tindakan ini sangat penting di lakukan untuk memantau keadaan ibu berserta
janinnya.Serta memastikan proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar.
Selain
itu jangan pernah mengabaikan kebersihan dalam melakukan pemeriksaan dalam,
apabila ada kesalahan akan berakibat terjadinya perdarahan yang hebat dan
resiko terjadinya infeksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Bagian
Obstetri & Ginekologi, 1983, Obstetri
Fisiologi, Universitas Padjadjaran Bandung, ELEMAN, Bandung.
JNPK-KR
dkk, 2008, Asuhan Persalinan Normal (APN),
HSP, Jakarta.
Sulistyawati
Ari, 2011, Asuhan Kebidanan Pada Masa
Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta.
LAMPIRAN
KASUS VAGINAL TOUCHER (7 LANGKAH
VARNEY)
Ny.
Ayu umur 25 tahun GIP0A0 dengan alamat Krodan Yogyakarta, datang ke bidan Asri
pada tanggal 30 september 2012 pukul 16.00 WIB dengan keluhan telah merasakan
kontraksi sejak pukul 07.00 WIB. Pada pukul 12.00 WIB ibu mengatakan
mengeluarkan cairan dari jalan lahir.
Bidan
melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dengan hasil:
TD:
120/80, Nadi: 84x/menit, Respirasi: 20x/menit, Suhu: 360C ml, DJJ
145x/menit, UK: 40 mgg, Pemeriksaan luar : TFU 36 cm, bagian teratas teraba
bokong, Puki, terbawah kepala sudah masuk panggul. Ibu mengatakan ingin
mengejan, setelah dilakukan VT Pembukaan servik 8 cm, Penurunan kepala teraba
2/5 bagian, preskep, terjadi penyusupan kepala tetapi masih dapat dipisahkan,
selaput ketuban (-), ketuban berwarna jernih, Urin: 150, Aseton: (-), Protein:
(-).
ASKEB
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU PERSALINAN NORMAL Ny.A G1P0A0
UMUR
KEHAMILAN 40 MINGGU
DI
BPM ASRI
KRODAN,YOGYAKARTA
No. Registrasi :
8498
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : 30 september 2012 pukul 16.00 wib
Dirawat di ruang :
Melati
- Biodata Ibu Suami
1. Nama : Ny.Ayu Tn.
Joni
2. Umur : 25 tahun 30
tahun
3. Agama : Islam Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan : SMA SI
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga PNS
7. Alamat : Krodan, Yogyakarta Krodan, Yogyakarta
1. Alasan
datang dan keluhan utama
Ibu mengatakan sudah merasakan
kenceng-kenceng teratur sejak jam 07.00 WIB, keluar lendir darah dan air
ketuban sejak pukul 12.00 WIB.
2. Riwayat
menstruasi
Menarche :
14 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari Teratur : Ya
Sifat darah :
Cair Keluhan : Tidak ada
3. Riwayat
perkawinan
Status perkawinan : Menikah syah Menikah
ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali
:25 thn.
4. Riwayat
obstetrik : G1P0A0
Hamil ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tanggal
|
Umur kehamilan
|
Jenis persalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
Jk
|
BB lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
1.
|
23-9-2011
|
40
mgg
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Riwayat
kontrasepsi yang digunakan
No
|
Jenis kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
1.
|
Ibu
mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwayat
Kehamilan Sekarang
a. a.
HPHT
: 23 Desember 2011
b. ANC
pertama umur kehamilan : 12 minggu
c. Kunjungan
ANC : Ibu mengatakan belum pernah melakukan ANC
Trimester 1
Frekuensi :1 kali
Keluhan : Mual (nause) dan
muntah (emesis)
Komplikasi : Tidak
ada
Terapi :Makan
sedikit tapi sering, duduk tegak setiap kali selesai makan dan hindari menggosok gigi setelah
makan.
Trimester II
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : Perut panas (Heart Burn)
Komplikasi : Tidak ada
Terapi :
Hindari minuman selain air putih saat makan, hindari berbaring setelah makan
dan makan segera setelah tidur, hindari makanan yang berlemak dan makanan yang
berbumbu merangsang.
Trimester III
Frekuensi : 2 kali
Keluhan : Hyperfentilasi (Sesak nafas)
Komplikasi : Tidak ada
Terapi :
Berdiri dan merentangkan lengan diatas kepala serta menarik nafas panjang.
d. Imunisasi
TT : 5 kali
TT
1 : tanggal Caten
TT 2 :
tanggal 20 Januari 2012
TT3 :
tanggal 10 Maret 2012
TT4 : tanggal -
TT5 : tanggal -
e. Pergerakan
janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan sudah merasakan pergerakan janin.
7. Riwayat
kesehatan
a. Penyakit
yang pernah/ sedang diderita (menular,menurun,menahun)
Ibu
mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular
(PMS,TBC),menurun (DM,Hipertensi,Asma),menahun (Jantung,Ginjal)
b. Penyakit
yang pernah /sedang diderita keluarga
Ibu
mengatakan baik dari pihak keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
pernah/sedang menderita penyakit menular (PMS,TBC),menurun
(DM,Hipertensi,Asma),menahun (Jantung,Ginjal).
c. Riwayat
keturunan kembar
Ibu
mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat
operasi
Ibu
mengatakan tidak pernah di operasi.
e. Riwayat
alergi obat
Ibu
mengatakan tidak mempunyai riwayat
alergi obat.
8. Pola
pemenuhan kebutuhan
Sebelum
hamil Sesudah
hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari 2 x/hari
Jenis : Nasi,Sayur,Lauk Nasi,Sayur,Lauk
Porsi : 1 piring 1/2
piring
Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Minum
Frekuensi : 8x/hari 8x/hari
Jenis : Air putih Air
putih
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
b.
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Warna : Kuning Kuning
Konsistensi : Lunak Lunak
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5x/hari 6x/hari
Warna : Kuning Kuning
Konsistensi : Cair Cair
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
c.
Istirahat
Tidur
siang
Lama : 1 jam x/menit 1
jam x/menit
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
Tidur
malam
Lama : 8 jam x/menit 8 jam
x/menit
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
d.
Personal Hygiene
Mandi : 3 x/hari 3 x/hari
Ganti
pakaian : 3 x/hari 3 x/hari
Gosok
gigi : 3 x/hari 3
x/hari
Keramas : 3 x/hari 3 x/hari
e.
Pola seksualitas
Frekuensi : 3 x/minggu 2 x/minggu
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
f. Pola
aktivitas (terkait kegiatan fisik,olahraga)
Ibu
mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu,
mengepel,mencuci dan membereskan rumah.
9. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan (merokok,minum jamu,minuman beralkohol)
Ibu
mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok,
minum jamu, minum minuman beralkohol.
10. Data
psikososial, spiritual, dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,perawatan
bayi,kegiatan ibadah,kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga.
- Ibu
mengatakan sangat senang dengan kehamilannya.
- Ibu
mengatakan suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilannya.
- Ibu
mengatakan hubungannya dengan suami dan keluarga baik.
- Ibu
mengatakan akan merawat bayinya sendiri.
- Ibu
mengatakan selalu mengikuti kegiatan pkk di desa tempat tinggalnya
- Ibu
mengatakan selalu menjalankan sholat 5 waktu.
- Ibu
mengatakan suaminya sudah mempersiapkan biaya untuk persalinan.
11. Pengetahuan
ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
Ibu
mengatakan laktasi yang baik adalah memberikan ASI saja tanpa bahan makanan
tambahan apapun sampai bayi berusia 6 bulan.
12. Lingkungan
yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu
mengatakan tidak ada hewan peliharaan di sekitar rumah.
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan
umum : baik
Kesadaran :
Compos metis
Status
emosional : Stabil
Tanda
vital
Tekanan
darah :120/80 mmHg Nadi :84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit Suhu : 360C
BB : 60 kg TB : 155 cm
2. Pemeriksaan
Fisik
Kepala :Mesochepal,
ukuran sedang, tidak ada benjolan atau massa, rambut bersih.
Wajah : Oval, tidak ada oedema, tidak ada
cloasma gravidarum.
Mata :Simetris, tidak ada sekret,
konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Hidung :Tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut :Bibir
lembab, tidak stomatitis, lidah bersih, gigi tidak ada caries tidak ada
pembesaran dan peradangan pada tonsil.
Telinga :Simetris tidak ada serumen.
Leher :Tidak
ada pembesaran kelenjar tifoid, parotis, limfe, dan vena jugularis.
Dada :Simetris,
tidak ada wheezing dan ronchi tidak ada retraksi pada dinding dada.
Payudara :Simetris,
aerola hyperpigmentasi, puting susu bersih dan
menonjol.
Abdomen :Ada
pembesaran, belum ada bekas luka,sudah
ada striae.
Palpasi
Leopold
I : Pada fundus teraba bagian yang bulat
,lunak, tidak melenting.
Leopold II: Di bagian puki teraba bagian
yang keras, datar, terasa ada tahanan, pada puka teraba tonjolan-tonjolan kecil
an tidak penuh.
Leopold III: Di bagian bawah teraba
bagian yang bulat,keras, dan melenting.
Leopold
IV: Bagian terbawah janin sudah memasuki panggul (Divergen).
Pemeriksaan
TFU Mc. Donald : 36 cm
Auskultasi
DJJ :
145 x/menit
TBJ : (36-11)x
155 = 3.875 gram
Genetalia luar :Tidak ada pembengkakan kelenjar bartholinin dan
sekret, tidak ada perdarahan dan oedema tidak ada haemoroid.
Ekstremitas
Atas :Simetris, gerakan
aktif, tidak ada oedema.
Ekstremitas Bawah :Simetris, gerakan aktif, tidak ada oedema dan varises.
Pemeriksaan LILA :26 cm
Pemeriksaan Dalam :Vagina uretra tenang, dinding vagina
licin porsio tipis,presbelkep, Pembukaan servik 8 cm, Penurunan kepala teraba
2/5 bagian, terjadi penyusupan kepala tetapi masih dapat dipisahkan, selaput
ketuban (-), ketuban berwarna jernih,STLD (+).
3.
Pemeriksaan Penunjang Tanggal/Pukul :30-9-2012/16.10.
PP
Test : (+)
HB : 12 gr %
Golongan
Darah : O
A.
Diagnosa kebidanan
Seorang
ibu Ny.A umur 25 tahun G1P0A0 AH0 umur kehamilan 40 mmg Inpartu kala dua fase aktif.
Data
Dasar :
DS :Ibu mengatakan umurnya 25 tahun
Ibu
mengatakan ini kehamilan yang pertama
HPHT : 23 desember 2011
Ibu mengatakan belum pernah
melahirkan
Ibu mengatakan tidak pernah
keguguran
Ibu mengatakan mengeluarkan
cairan
Ibu mengatakan telah
merasakan kontraksi.
DO :Tekanan darah :120/80
mmHg PP Test (+)
Pernafasan : 20 x/menit Ballotement
(+)
Suhu : 360C HB :
12 gr %
Nadi : 80 x/menit
B. Masalah : Tidak
Ada
C. Diagnosa
potensial : Tidak
Ada
Tidak
Ada
A.
Mandiri :
Tidak Ada
B.
Kalaborasi : Tidak Ada
C.
Merujuk :
Tidak Ada
1.
Beritahu
ibu hasil pemeriksaan
2.
Anjurkan ibu untuk mencoba posisi yang
nyaman selama persalinan dan kelahiran.
3.
Anjurkan ibu untuk mendapatkan asupan
makanan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayinya.
4.
Anjurkan dan antarkan ibu berkemih
dikamar mandi.Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar mandi, berikan wadah
penampung urin.
5.
Anjurkan teknik relaksasi pada ibu, dan
berikan rasa nyaman pada ibu.
6.
Melakukan pemantauan kemajuan persalinan
menggunakan patograf.
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan, keadaan ibu baik dengan Tekanan darah :120/80 mmHg, Pernafasan : 20 x/menit,
Suhu : 360C, Nadi : 84 x/menit.
2. Menganjurkan
ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran.
Misalnya:
a. Posisi
merangkak
Membantu penurunan kepala janin lebih
dalam ke panggul.
Sangat cocok untuk persalinan dengan
rasa sakit pada punggung.
Mempermudah janin dalam melakukan
rotasi.
Peregangan pada perinuim berkurang.
b. Posisi
berbaring miring ke kiri
Mengurangi
penekanan pada vena cava inferior.
Memberi
suasana rileks pada ibu.
Mencegah
terjadinya laserasi.
c. Posisi
jongkok atau berdiri
Mempermudah
penurunan kepala janin.
Memperkuat
dorongan meneran.
Meningkatkan
oksigenasi pada bayi.
Memperluas
panggul ( pada pintu bagian bawah )
d. Posisi
duduk atau setengah duduk
Posisi
menolong persalinan lebih leluasa.
Nyaman
bagi ibu.
Memudahkan
penurunan kepala bayi.
3. Menganjurkan
ibu untuk mendapatkan asupan makanan dan minum selama persalinan dan kelahiran
bayinya.
Alasannya:
Makanan ringan dan cairan yang cukup selama persalinan akan memberikan lebih
banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi dapat memperlambat kontraksi
dan/ atau membuat kontraksi jadi tidak teraturdan kurang efektif.
4. Menganjurkan
dan antarkan ibu berkemih dikamar mandi.Jika ibu tidak dapat berjalan ke kamar
mandi, berikan wadah penampung urin.
5. Menganjurkan
teknik relaksasi pada ibu, dan berikan rasa nyaman pada ibu.
Memberikan dukungan dan semangat pada ibu dan
keluarganya.
Menentramkan
hati ibu selama kala II persalinan
Membantu
ibu untuk memilih posisi yang nyaman
saat meneran
Menganjurkan
ibu untuk istirahat diantara kontraksi.
Menganjurkan relaksasi
dengan nafas panjang apabila terjadi kontraksi.
6. Memantau
kemajuan persalinan dengan menggunakan patograf.
VII.
EVALUASI Tanggal : 30 September 2012 , Pukul 16.35 WIB
1. Ibu
merasa lega setelah mengetahui hasil pemeriksaannya.
2.
Ibu
dapat melakukan relaksasi dengan nafas panjang apabila terjadi kontraksi.
3.
Ibu
sering ke kamar mandi setiap 1 jam sekali.
4.
Ibu
merasa yakin dan percaya diri dalam menjalani proses persalinannya.
5.
Ibu
dapat makan dan minum bila tidak ada kontraksi.
6.
Kemajuan
persalinan dapat terlihat dengan adanya perubahan kontraksi yang semakin sering
dan kuat.
0 comments
Posting Komentar