BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel
ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan tersebut selalu
menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat pada umumnya.
Kehamilan dan persalinan membawa risiko bagi janin. Bahaya bagi ibu tidak
sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan pengawasan dan
perhatian khusus bila di inginkan hasil yang memuaskan bagi ibu dan janin.
Insiden kehamilan kembar berkisar
sekitar satu dalam setiap 80 kelahiran,
dan kehamilan kembar tiga adalah 80 kalinya, yaitu dalam
setiap 6400 kelahiran karena meningkatnya penggunaan obat-obatan penyubur dan
prosedur fertilisasi secara in vitro. Kehamilan kembar khususnya kehamilan
kembar dua fraternal, dimana fertilisasi terjadi pada dua ovum
cenderung terdapat pada sebuah keluarga. Kehamilan kembar
ini diturunkan lewat kedua orang tua dengan seringkali melewatkan satu generasi. Kehamilan kembar dua lebih
sering ditemukan pada seorang ibu yang usianya lebih dari 35 tahun.
Kehamilan kembar mempengaruhi ibu dan
janin, diantaranya adalah kebutuhan akan zat-zat ibu bertambah sehingga dapat
menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya, terhadap janin yaitu usia
kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar
yaitu 25% pada gemelli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet, yang akan lahir
4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya bayi premature akan
tinggi.
Terkait dengan hal tersebut, maka kami
merasa tertarik untuk menyusun makalah ini guna memberikan pengetahuan yang
lebih luas tentang kehamilan kembar.
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang defenisi gemeli
2.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang jenis-jenis gemeli
3.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang etiologi gemeli
4.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang patofisiologi gemeli
5.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang tanda dan gejala gemeli
6.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang pertumbuhan janin kembar
7.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang letak pada presentasi janin
8.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang diagnosis gemeli
9.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang pengaruh gemeli
10.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang komplikasi gemeli
11.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang penatalaksanaan kehamilan
12.
Untuk mengetahui dan
memahami tentang indikasi persalianan secara SC
1.3
Rumusan Masalah
1.
Apa defenisi gemeli?
2.
Apa jenis-jenis gemeli?
3.
Apa etiologi gemeli?
4.
Apa patofisiologi
gemeli?
5.
Apa tanda dan gejala
gemeli?
6.
Bagaimana pertumbuhan
janin kembar?
7.
Bagaimana letak pada
presentasi janin?
8.
Apa diagnosis gemeli?
9.
Apa pengaruh gemeli?
10.
Apa komplikasi gemeli?
11.
Bagaimana
penatalaksanaan kehamilan?
12.
Apa indikasi
persalianan secara SC?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel
ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat
berupa kehamilan ganda atau gemelli (2 janin), triplet ( 3 janin ), kuadruplet
( 4 janin ), quintiplet ( 5 janin ) dan seterusnya dengan frekuensi kejadian
yang semakin jarang sesuai dengan hukum Hellin. Hukum Hellin menyatakan bahwa
perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 :
892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya.
Kemungkinan suatu kehamilan kembar dapat
di ketahui sejak usia kehamilan 5 minggu dengan melihat sejumlah kantung
gestasidi dalam kavum uteri. Diagnosis definitive kehamilan kembar baru boleh
ditegakkan bila terlihat lebih dari satu mudigah yang menujukkan aktivitas
denyut jantung. Morbiditas dan
mortalitas mengalami peningkatan yang nyata pada kehamilan dengan janin ganda,
oleh karena itu perlu dipertimbangkan kehamilan kembar sebagai kehamilan dengan
komplikasi.
2.2
Jenis Kehamilan Kembar
1.
Kembar Monozigotik.
Monozigotik
atau identik muncul dari suatu ovum tunggal yang dibuahi yang kemudian membagi
menjadi dua struktur yang sama, masing-masing dengan potensi untuk berkembang
menjadi suatu individu yang terpisah. Karena berasal dari satu ovum, hamil
kembar ini mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin sama, wajah mirip, golongan darah sama,
cap tangan dan kaki sama.
Hasil
akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan
terjadi, dengan uraian sebagai berikut:
a. Apabila pembelahan terjadi 72 jam
pertama setelah pembuahan, maka 2 embrio, 2amnion serta 2 chorion akan terjadi
dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan terdapat dua plasenta
yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.
b. Apabila pembelahan terjadi antara
hari ke-4 dan ke-8 maka 2 embrio akan terjadi, masing-masing dalam kantong yang
terpisah atau 2 amnion, dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan
kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
c. Apabila terjadi sekitar 8-13 hari
setelah pembuahan dimana amnion telah terbentuk, maka pembelahan akan
menimbulkan 2 embrio dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar monoamnionik,
monochorionik.
d. Apabila pembuahan terjadi setelah
hari ke-13, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak
lengkap dan terbentuk kembar yang menyatu atau kembar siam.
2.
Kembar Dizigot.
Dizigotik
atau fraternal yaitu kembar yang ditimbulkan dari dua ovum yang terpisah.
Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering daripada kembar monozigotik dan
insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain yaitu ras, riwayat
keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan terapi infertilitas. Sebagian besar kehamilan kembar dizigotik mempunyai ciri-ciri yaitu jenis kelamin mungkin berbeda,
golongan darah mungkin berbeda, cap kaki dan tangan tidak sama, dan dalam
bentuk 2 plasenta, 2 chorion, dan 2 amnion.
2.3
Etiologi
1. Faktor Ras
Pada kawasan afrika frekuensi
terjadinya kehamilan ganda sangat tinggi, Knox dan Morley (1960) dalam suatu
survey pada salah satu masyarakat pedesaan di Nigeria mendapatkan bahwa
kehamilan kembar terjadi sekali pada setiap 20 kelahiran, kehamilan pada orang
timur tidak sering terjadi.
2. Faktor
Keturunan
Sebagai penentu kehamilan kembar genotip ibu jauh lebih
penting dari genotip ayah. Wanita yang bukan kembar tapi mempunyai suami kembar
dizigot, melahirkan bayi kembar dengan frekuensi 1 per 116 kehamilan.
3. Faktor Umur dan
Paritas
Untuk peningkatan usia sampai 40 tahun
atau paritas 7, frekuensi kehamilan kembar akan meningkat. Kehamilan kembar
dapat terjadi kurang dari 1 per 3 pada wanita 20 tahun tanpa riwayat kelahiran
kembar, bila dibandingkan dengan wanita yang berusia diantara 35-40 tahun
dengan 4 anak atau lebih.
4. Faktor Nutrisi
Nylander (1971) mengatakan bahwa
peningkatan kehamilan kembar berkaitan dengan status nutrisi yang direpleksikan
dengan berat badan ibu yang lebih tinggi dan berbadan besar mempunyai resiko hamil
kembar 25-30% dibandingkan dengan ibu yang lebih pendek dan berbadan kecil.
5. Faktor Terapi
Infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH
plus chorionik gonadotropin atau chlomiphene citrat menghasilkan ovulasi ganda.
Faktor resiko untuk kehamilan ganda setelah ovarium distimulasi dengan hMG
(therapy human menopause gonadotropin) berpengaruh terhadap peningkatan jumlah
estradiol dan injeksi chorionic gonadotropin pada saat bersamaan akan
berpengaruh terhadap karakteristik sperma, meningkatkan konsentrasi dan
mortilitas sperma.
6. Faktor Assited Reproductive
Technology (ART)
Teknik ART didesain untuk meningkatkan
kemungkinan kehamilan, dan juga meningkatkan kemungkinan kehamilan kembar.
Pasien pada kasus ini, pembuahan dilakukan melalui tehnik fertilisasi in vitro
dengan melakukan seleksi terhadap ovum yang benar-benar berkualitas baik, dan
dua dari empat embrio yang ditransfer kedalam uterus.
2.4
Patofisiologi
Pada
kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransi
dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata
260 hari, triplet 246 hari dan kuadruplet 235 hari. Berat lahir rata-rata
kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800gram, kuadriplet 1400gram. Penentuan
zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput ketuban
pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan
korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan
oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering
dizigotik.
Pada kehamilan kembar dizigotik
hampir selalu berjenis kelamin berbeda. Kembar dempet atau kembar siam terjadi
bila hambatan pembelahan setelah diskus embrionik dan sakus amnion terbentuk,
bagian tubuh yang dimiliki bersama dapat. Secara umum, derajat dari perubahan
fisiologis maternal lebih besar pada kehamilan kembar dibanding dengan
kehamilan tunggal. Pada trimester 1 sering mengalami nausea dan muntah yang
melebihi yang dikarateristikan kehamilan-kehamilan tunggal. Perluasan volume
darah maternal normal adalah 500 ml lebih besar pada kehamilan kembar, dan
rata-rata kehilangan darah dengan persalinan vagina adalah 935 ml, atau hampir
500 ml lebih banyak dibanding dengan persalinan dari janin tunggal.
Massa
sel darah merah meningkat juga, namun secara proporsional lebih sedikit pada
kehamilan-kehamilan kembar dua dibanding pada kehamilan tunggal, yang
menimbulkan” anemia fisiologis” yang lebih nyata. Kadar haemoglobin kehamilan
kembar dua rata-rata sebesar 10 g/dl dari 20 minggu ke depan. Sebagaimana
diperbandingkan dengan kehamilan tunggal, cardiac output meningkat sebagai
akibat dari peningkatan denyut jantung serta peningkatan stroke volume. Ukuran
uterus yang lebih besar dengan janin banyak meningkatkan perubahan anatomis
yang terjadi selama kehamilan. Uterus dan isinya dapat mencapai volume 10 L
atau lebih dan berat lebih dari 20 pon. Khusus dengan kembar dua monozygot,
dapat terjadi akumulasi yang cepat dari jumlah cairan amnionik yang nyata
sekali berlebihan, yaitu hidramnion akut.
Dalam keadaan ini mudah terjadi
kompresi yang cukup besar serta pemindahan banyak visera abdominal selain juga
paru dengan peninggian diaphragma. Ukuran dan berat dari uterus yang sangat
besar dapat menghalangi keberadaan wanita untuk lebih sekedar duduk. Pada kehamilan kembar yang dengan
komplikasi hidramnion, fungsi ginjal maternal dapat mengalami komplikasi yang
serius, besar kemungkinannya sebagai akibat dari uropati obstruktif. Kadar
kreatinin plasma serta urin output maternal dengan segera kembali ke normal
setelah persalinan. Dalam kasus hidramnion berat, amniosintesis terapeutik
dapat dilakukan untuk memberikan perbaikan bagi ibu dan diharapkan untuk
memungkinkan kehamilan dilanjutkan.
Berbagai
macam stress kehamilan serta kemungkinan-kemungkinan dari komplikasi-komplikasi
maternal yang serius hampir tanpa kecuali akan lebih besar pada kehamilan
kembar.
2.5
Tanda dan Gejala
1. Uterus
atau perut ibu hamil lebih cepat membesar melebihi pembesaran rahim yang sesuai
untuk kehamilan pada umumnya.
2. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan
pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan
lebih cepat.
3. Merasakan
gerakan bayi dibanyak tempat pada perut ibu hamil.
4. Keluhan
sesak nafas, mual dan muntah lebih berat dirasakan daripada kehamilan
dengan bayi tunggal.
5. Keluhan
kehamilan lebih berat.
2.6
Pertumbuhan Janin Kembar
1. Berat
badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan dari janin
tunggal.
2. Berat
badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gram, triplet di bawah
2000 gram, kuadriplet di bawah 1500 gram, dan quintiplet di bawah 1000 gram.
3. Berat
badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya berselisih
antara 50 sampai 1000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak sama,
maka sa;ah satu janin kurang tumbuh dari janin yang lainnya.
4. Pada
kehamilan ganda monozigotik pembuluh darah janin yang satu beranastomosis
dengan janin yang lain, maka segera setelah salah satu bayi lahir tali pusat
harus diikat untuk menghindari perdarahan. Oleh sebab itu, salah satu janin
dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardiakus dan
kelainan lainnya. Dapat terjadi sindroma transfuse fetal pada janin yang
mendapat darah lebih banyak terjadi hidramnion, polisitemia, oedema, dan
pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua terlihat kecil, anemis, dehidrasi,
oligohidrami, dan mikrokardia karena kurang mendapat darah.
5. Pada
kehamilan kembar dizigotik dapat terjadi kematian pada salah satu janin dan
janin yang lain tumbuh sampai cukup bulan. Janin yang meninggal dapat
diresorbsi (pada kehamilan muda) dan pada kehamilan yang agak tua janin menjadi
pipih yang disebut fetus papyraseus atau kompresus.
2.7
Letak pada Presentasi Janin
Pada
kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.
Begitu pula letak janin kedua, dapat berubah setelah janin pertama lahir,
misalnya dari letak lintang dapat berubah menjadi letak sungsang atau letak
kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi, yang
paling sering dijumpai adalah:
1. Kedua
janin dalam letak membujur, presentasi kepala (44-47%)
2. Letak
membujur, presentasi kepala bokong (37-38%)
3. Keduanya
presentasi bokong (8-10%)
4. Letak
lintang dan presentasi kepala (5-5,3%)
5. Letak
lintang dan presentasi bokong (1,5-2%)
6. Dua-duanya
letak lintang (0,2-0,6%)
7. Letak
dan presentasi “69” adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi
kunci-mengunci (interlocking)
2.8
Diagnosis
1. Anamnesa.
a. Pernah hamil kembar atau ada riwayat
keturunan kembar.
b. Gerakan janin lebih banyak dirasakan
ibu hamil.
c. Uterus terasa lebih berat.
d. Riwayat terapi klomifen atau
gonadotropin hipofise.
e. Penambahan berat badan ibu yang
mencolok dan tidak ada oedem maupun obesitas.
2. Inspeksi dan palpasi.
a. Pada pemeriksaan pertama dan ulangan
ada kesan uterus lebih besar dan lebih cepat tumbuhnya dari biasa.
b. Banyak bagian kecil teraba.
c. Teraba 3 bagian besar janin.
d. Teraba 2 balotemen.
e. TFU > usia kehamilan perlu
dicurigai:
1) Hamil kembar
2) Kandung kemih yang penuh
3) Lupa hari pertama haid terakhir
(HPHT)
4) Hidramnion
5) Hamil dengan mioma uteri
6) Mola hidatidosa
7) Janin dengan makrosomia
3. Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda
dengan perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut permenit atau lebih bila
dihitung bersamaan terdapat selisih 10 sama jelasnya.
4. VT
Kemungkinan teraba kepala dalam rongga panggul, di atas
shympisis masih teraba bagian besar janin.
5. Rontgen foto abdomen (bila perlu).
Tampak 2 kerangka janin, lebih jelas pada usia kehamilan
> 7 bulan.
6. Ultrasonografi.
Bila tampak 2 janin atau dua jantung yang berdenyut yang telah
dapat dideteksi pada triwulan I sejak usia 6-7 minggu.
7. Elektrokardiogram total
Terdapat
gambaran dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
8. Reaksi kehamilan
Karena ada kehamilan kembar umumnya plasenta besar atau ada
2 plasenta, maka produksi HCG akan tinggi, jadi titrasi reaksi kehamilan bisa
positif, kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat dikacaukan dengan mola hidatidosa. Kadangkala diagnosa baru diketahui
setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi
dalam rahim. Kehamilan kembar sering terjadi bersamaan dengan hidramnion dan
toksemia gravidarum.
2.9
Pengaruh Kehamilan Kembar
1. Terhadap Ibu
a. Kebutuhan
akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat
lainnya.
b. Kemungkinan
terjadinya hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
c. Frekuensi
pre-eklamsi eklamsi lebih sering.
d. Karena
uterus yang besar ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta terjadi edema
dan varises pada tungkai dan vulva.
e. Dapat
terjadi inersia uteri, perdarahan post partum, dan solusio plasenta setelah
anak pertama lahir.
2. Terhadap Janin
a. Usia
kehamilan tambah singkat dengan bertambahnya jumlah janin pada kehamilan kembar
yaitu 25% pada gemeli, 50% pada triplet, 75% pada quadruplet akan lahir 4
minggu sebelum cukup bulan. Jadi kemungkinan terjadinya beyi premature akan
tinggi.
b. Bila
sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka kematian bayi
kedua tinggi.
c. Sering
terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka kematian
janin.
3. Pengaruh pada Persalinan
a. Terjadi inersia uteri
primer-sekunder.
b. Persalinan memanjang, kelainan letak janin
sehingga memerlukan tindakan operasi.
c. Terjadi ketuban pecah saat belum
inpartu, permukaan kecil.
d. Terjadi prolapsus tali pusat.
e. Persalinan sulit sampai interlooking.
f. Terjadi solutio plasenta.
2.10
Komplikasi
1.
Pada Ibu
a. Resiko terjadinya abortus lebih
meningkat.
b. Angka kejadian sc meningkat.
c. Anemia ibu hamil karena kebutuhan
nutrisi meningkat
d. Frekuensi terjadinya hipertensi
kehamilan, preeklamsia, dan eklamsia meningkat.
e. Perdarahan antepartum karena
solution plasenta meningkat.
f. Perdarahan postpartum karena atonia
uteri meningkat akibat overdistensi uterus.
2.
Pada Janin
a. Persalinan preterm (UK <37
minggu).
b. Hidramnion
c. Malpresentasi
d. Ketuban
pecah dini
e. Prolapsus
funikuli
f. Pertumbuhan
janin terhambat
g. Kelainan
kongenital
h. Morbiditas
dan mortalitas perinatal meningkat
i.
Kembar siam
j.
Asfiksia
k. Interloking
l.
Retensi janin kedua
2.11
Penatalaksanaan Kehamilan
1. Sebelum Hamil
Resiko hamil kembar pada wanita dengan pemicuan ovulasi
20%-40% diberitahukan saat konseling. Kejadian hamil kembar pada bayi tabung
sangat tergantung pada jumlah embrio yang ditransfer ke dalam rahim. untuk
mengurangi resiko hamil kembar sebaiknya jumlah embrio yang ditransfer
dikurangi.
2. Waktu Hamil
a. ANC lebih sering, setiap 1 minggu setelah
usia kehamilan 20 minggu.
b. Fe dan asam folat diberikan mulai
trimester 1.
c. Kadar Hb diperiksa setiap 3 bulan.
d. Apabila besar kemungkinan persalinan
preterm dianjurkan untuk banyak istirahat sejak usia kehamilan 28 minggu.
e. Hindari koitus dalam 3 bulan terakhir.
f. Diagnosis dini dapat menghindari
komplikasi yang sering timbul, adanya kelainan kongenital dan kembar siam dpat
ditegakkan pada usia kehamilan 19-20 minggu.
3. Waktu Partus atau Persalinan
a. Persalinan harus dilakukan di rumah
sakit.
b. Induksi persalianan apabila ada
hipertensi.
c. Sebaiknya dipasang infus saat partus
dimulai.
d. Pemantaun dengan CTG pada persalinan
pervaginam.
e. Kalau tidak mungkin dilakukan terus
menerus, maka ada yang menganjurkan untuk melakukan SC.
f. Berikan antibiotik, ampisillin 2g/iv
per 6 jam apabila ada persalinan preterm.
g. Induksi persalinan dengan tetesan
pitosin bukan kontraindikasi.
h. Pada kembar 3, dianjurkan dilakukan
SC untuk mengurangi asfiksia dan kematian perinatal.
i.
Tali pusat dijepit dengan cermat, kemungkinan peredaran
darah kedua anak bersatu, anak kedua dapat mengalami perdarahan dari tali pusat
anak pertama.
j.
Apabila his lama tidak muncul, pasang infus oksitosin.
k. Setelah anak petama lahir, cek DJJ
anak kedua. Jika meningkat kemungkinan solusio plasenta atau tali pusat
menumbung.
l.
Jika anak kedua letak memanjang lakukan versi luar,
amniotomi.
m. Jika anak kedua belum lahir ½ jam
setelah anak pertama lahir maka lahirkan dengan persalinan bauatan (forsep atau
versi ekstraksi).
n. Segera setelah anak kedua lahir,
berikan 10 IU oksitosin IM, perhatikan fundus. Setelah plasenta lahir, berikan
metil ergometrin dan bila perlu infus 10 IU oksitosin dalam 500 cc dextrose.
2.12
Indikasi Persalianan secara SC
1. Indikasi SC Absolut
a. Kembar monoamniotik.
b. Kembar siam (conjoined twins).
c. Bayi pertama dalam presentasi bokong
kaki.
d. Letak plasenta yang tidak nomal
seperti plasenta previa.
e. Lebih dari 2 janin.
2. Indikasi SC Relatif
a. Janin pertama dalam presentasi
bokong.
b. Satu atau kedua janin tidak terjamin
kesejahteraannya.
c. Diskordansi janin dengan lingkar
perut lebih dari 20%, khususnya bila janin pertama lebih kecil.
ASKEB
ASUHAN
KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGIS
PADA
NY. E UMUR 24 TH G1P0A0 UK 37 MINGGU DENGAN
KEHAMILAN KEMBAR
DI
BPM EKA RAHAYU SLEMAN YOGYAKARTA
No. Register :
79989
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/Pukul : BPM 24 Maret 2013/ 09.00 WIB
Dirawat di ruang :
Di ruang periksa
I.
PENGKAJIAN DATA, Tanggal/Pukul: 24 -3-
2013/09.00 WIB Oleh : Bidan
A. Biodata
Ibu Suami
1. Nama :
Ny. E Tn. N
2. Umur :
24 tahun 27 tahun
3. Agama :
Islam Islam
4. Suku/bangsa: Jawa/ Indonesia Jawa/
Indonesia
5. Pendidikan :
S-1Ekonomi S-1Ekonomi
6. Pekerjaan : PNS Wiraswasta
7. Alamat :Jl. Batu Benawa
RT.74 Jl.
Batu Benawa RT.74
No.48 Sleman No.48 Sleman
B. Data
Subjektif
1. Alasan
datang/dirawat
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.
2. Keluhan
utama
Ibu
mengatakan pinggangnya sedikit nyeri
3. Riwayat
menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari Teratur :
Teratur
Sifat darah : Cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat
perkawinan
Status perkawinan : Sah Menikah
ke : 1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 22 tahun
5. Riwayat
obstetrik : G 1 P0 A0 AH 0
Hamil
Ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
tanggal
|
Umur kehamilan
|
Jenis persalinan
|
penolong
|
komplikasi
|
JK
|
BB lahir
|
laktasi
|
komplikasi
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwayat
kontrasepsi yang di gunakan
No
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
lepas
|
||||||
Tanggal
|
oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
tanggal
|
oleh
|
tempat
|
keluhan
|
||
-
|
BELUM
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. Riwayat
kehamilan sekarang
a. HPM
: 4 Juli 2012 HPL 11 April 2013
b. ANC
pertama umur kehamilan : 8 Minggu
c. Kunjungan
ANC
Trimester 1
Frekuensi :
2 kali
Keluhan :
mual-mual, pusing
Komplikasi :
tidak ada
Terapi :
Asam folat 1x1 pagi, Vitamin B6 1x1
Trimester 2
Frekuensi :
2 kali
Keluhan
: tidak ada
Komplikasi :
tidak ada
Terapi :
Sf 1x1, Kalk 1x1
Trimester 3
Frekuensi :
3 kali
Keluhan :
nyeri pinggang
Komplikasi :
tidak ada
Terapi :
Sf 1x1, Kalk 1x1
d. Imunisasi
TT : 3 kali
TT 1 : SD
TT 2 : TT caten
TT 3 : tanggal 4
September 2012
TT 4 : tanggal belum
dilakukan
TT 5 : tanggal belum
dilakukan
e. Pergerakan
janin selama 24 jam ( dalam sehari )
Ibu mengatakan gerakan
janin lebih dari 10 kali dalam sehari
8. Riwayat
kesehatan
a. Penyakit
yang pernah/sedang diderita ( menular, menurun, menahun).
Ibu mengatakan tidak pernah/ tidak
sedang menderita penyakit menular ( hepatitis, TBC, HIV ), menurun ( asma,
DM,hipertensi ) dan menahun ( ginjal, paru-paru,DM ).
b. Penyakit
yang pernah/sedang diderita keluarga ( menular, menurun, menahun).
Ibu mengatakan didalam keluarga tidak
pernah/ tidak sedang menderita penyakit menular ( hepatitis, TBC, HIV ),
menurun ( asma, DM,hipertensi ) dan menahun ( ginjal, paru-paru,DM ).
c. Riwayat
keturunan kembar.
Ibu mengatakan bahwa mempunyai riwayat
keturunan dari keluarga suaminya.
d. Riwayat
operasi
Ibu mengatakan tidak
ada riwayat operasi sesar.
e. Riwayat
alergi obat
Ibu mengatakan tidak
mempunyai alergi obat apapun.
9. Pola
pemenuhan kebutuhan
Sebelum
hamil Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari 4-5 x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring 1
piring
Pantangan :
tidak ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
Minum
Frekuensi : 7 x/hari 8 x/hari
Jenis : air putih air
putih
Porsi : 1 gelas 1
gelas
Pantangan :
tidak ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Warna : kuning kuning
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak
ada
BAK
Frekuensi : 3x/hari 12x/hari
Warna :
kunging jernih kuning
jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
c. Istirahat
Tidur siang
Lama :
1 jam/hari 30
menit/hari
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
Tidur malam
Lama :
8 jam/hari 7
jam/hari
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
d. Personal
hygiene
Mandi : 2x/hari 2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari 2x/hari
Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari
Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
e. Pola
seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak
ada
f. Pola
aktivitas ( terkait kegiatan fisik, olahraga )
Ibu mengatakan sehari – hari
bekerja sebagai guru, ibu mengatakan jarang berolahraga.
10. Kebiasaan
yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol ).
Ibu mengatkan tidak pernah merokok,
tidak pernah minum jamu-jamuan, dan minum minuman beralkohol.
11. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga
Ibu mengatakan suami senang dengan
kehamilannya.
Ibu mengatakan
keluarga senang dengan kehamilannya.
Ibu mengatakan
suami dan keluarga menerima kehamilannya.
Ibu mengatakan
hubungannya dengan suami/keluarga/tetengga baik.
Ibu mengatakan
sudah mengetahui tentang perawatan bayi.
Ibu mengatakan
rajin beribadah.
Ibu mengatakan
mengikuti kegiatan sosial di sekitaran rumahnya.
Ibu mengatakan
keadaan ekonominya cukup.
12. Pengetahuan
ibu ( tentang kehamilan, persalinan, nifas )
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang kehamilannya (usia kehamilannya, perubahan fisik yang terjadi)
Ibu mengatakan sudah mengetahui
tentang persalinan (Persiapan persalinan, tanda – tanda persalinan ).
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang masa nifas ( Tanda bahaya nifas).
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang masa nifas ( Tanda bahaya nifas).
13. Lingkungan
yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan )
Ibu mengatakan
sekitaran rumah bersih dan nyaman
Ibu mengatakan
tidak mempunyai hewan peliharaan
C. Data
Objektif
1. Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmhg Nadi :
88x/menit
Pernafasan : 24 x/menit Suhu : 36,5áµ’c
BB : 55 kg TB : 158 cm
2. Pemeriksaan
fisik
Kepala : Mesosepal, tidak berketombe, rambut
tidak rontok, tidak
ada nyeri.
Wajah :
Tidak ada cloasma gravidarum, tidak odema.
Mata : Simetris, tidak ada tanda-tanda
infeksi, konjungtiva
merah muda.
Hidung : Simetris, tidak ada tand- tanda
infeksi, tidak ada scret
Mulut : Bersih, tidak sariawan,tidak ada
tanda-tanda infeksi.
Telinga : simetris, tidak ada tanda – tanda
infeksi, tidak ada
seruman, pendengaran baik.
Leher :
Tidak ada pembesaran tiroid, paratiroid, parotis,kelenjar
limfe, vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi
dinding dada,
Payudar : Simetris, areola mamae hiperpigmentasi,
putting susu
menonjol
Abdomen :
Pembesaran perut melebar, tidak ada bekas luka, bekas operasi,
terdapat linie nigra.
Palpasi
:
1) Leopold
I : meraba
bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan tidak melenting (bokong).
Fundus uteri teraba 1 jari dibawah prossesus xyphoideus..
2) Leopold
II : meraba
bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan melenting (kepala),
sedangkan bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, dan datar (punggung kanan).
3) Leopold
III : meraba
bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan melenting (presentasi
kepala).
4) Leopold
IV : meraba
bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan menyatukan kedua telapak
tangan, jari-jari tangan tidak dapat disatukan (divergen) kepala sudah masuk
panggul
Auskultasi
: Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu terdengar
jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136 kali/menit
dan dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit.
Osborn
test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan
Mc. Donald
TFU : 39 cm, TBJ = 4340
gram.
Auskultasi
Djj : kanan perut ibu : 136x/menit
Kiri perut ibu : 140 x/menit
Ekstremitas
Atas : Gerakan akti, jari –
jari lengkap, tidak odem, LILA 26 cm
Bawah
: Gerakan aktif, tidak odema, jari
lengkap, reflex patella
( positif ).
Genetalia
luar : Tidak ada pembesaran bartolini, tidak varises.
Pemeriksaan
panggul ( bila perlu ) : Tidak dilakukan
3. Pemeriksaan
penunjang Tgl: 24 Maret 2013 pukul : 09.10 WIB
Pemeriksaan Hb (
11,5 gr/dL )
Protein urine ( Negatif )
4. Data
penunjang
Usg : janin ganda
II.
INTERPPRETASI DATA
A. Diagnosa
kebidanan
Seorang Ny. A umur 24 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 37 minggu janin ganda, hidup intra uterine, presentasi ganda, sudah
masuk panggul.
Data dasar :
Ds
:
Ibu
mengatakan berumur 24 tahun
Ibu
mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya
Ibu
mengatakan tidak pernah abortus
Ibu
mengatakan HPHT 4 Juli 2012
Ibu
mengatakan pinggangnya sedikit nyeri.
Do
:
Keadaan
umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Status
emosional : Stabil
Tanda
vital
Tekanan
darah : 120/80 mmhg Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 22 x/menit Suhu : 36,50C
BB : 55 kg TB : 158 cm
Abdomen :
Pembesaran perut melebar, tidak ada bekas luka, bekas operasi, terdapat linie
nigra.
Palpasi :
1) Leopold
I : meraba bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan tidak
melenting (bokong). Fundus uteri teraba 1 jari dibawah prossesus xyphoideus.
2) Leopold
II : meraba bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala), sedangkan bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, dan
datar (punggung kanan).
3) Leopold
III : meraba bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan melenting
(presentasi kepala).
4) Leopold
IV : meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan
menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak dapat disatukan
(divergen) kepala sudah masuk panggul
Auskultasi
: Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu terdengar
jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136 kali/menit
dan dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit.
Osborn
test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan
Mc. Donald
TFU : 39 cm, TBJ = 4340
gram.
Auskultasi
Djj : kanan perut ibu : 136x/menit
Kiri perut ibu :
140 x/menit
B. Masalah
Tidak
ada
III.
IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA
POTENSIAL
Persalinan Prematur dan Preeklamsia
IV.
TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Pemeriksaan
antenatal
B. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter obsgin untuk USG
C. Merujuk
Tidak ada
V.
PERENCANAAN Tanggal 24 maret 2013
Pukul: 09. 15 WIB
1. Jelaskan
kepada ibu dan keluraga tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan
kepada ibu tentang nutrisi ibu hamil TM III
3. Jelaskan
kepada ibu tentang ketidaknyamanan ibu hamil
4. Berikan
dorongan moril kepada ibu
5. Sarankan
ibu untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG.
6. Jelaskan
kepada ibu tanda bahaya pada kehamilan kembar.
7. Menjelaskan
kepada ibu bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada ibu yang baru pertama kali
hamil.
8. Sarankan
kepada ibu untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
9. Jelaskan
kepada ibu tentang personal hygine
10. Berikan
ibu obat Sf 200mg 1x1, Kalk 500mg 1x1
11. Sarankan
pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
VI.
PELAKSANAAN Tanggal : 24 maret 2013 Pukul:
09.30 WIB
1.
Menjelaskan kepada ibu dan keluraga
tentang hasil pemeriksaan, yaitu
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmetis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan
darah : 120/80 mmhg Nadi : 88x/menit
Pernafasan : 22 x/menit Suhu : 36,50C
BB : 55 kg TB : 158 cm
Abdomen : Pembesaran perut melebar, tidak ada
bekas luka, bekas operasi, terdapat linie nigra.
Palpasi :
1) Leopold
I : meraba bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan tidak
melenting (bokong). Fundus uteri teraba 1 jari dibawah prossesus xyphoideus.
2) Leopold
II : meraba bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala), sedangkan bagian kanan ibu teraba keras, memanjang, dan
datar (punggung kanan).
3) Leopold
III : meraba bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan melenting
(presentasi kepala).
4) Leopold
IV : meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan
menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak dapat disatukan
(divergen) kepala sudah masuk panggul
Auskultasi
: Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda yaitu terdengar
jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu dengan jumlah 136 kali/menit
dan dibagian kiri atas perut ibu dengan jumlah 140 kali/menit.
Osborn test : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU : 39 cm, TBJ = 4340
gram.
Auskultasi
Djj : kanan perut ibu : 136x/menit
Kiri perut ibu : 140 x/menit
2.
Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi ibu
hamil yaitu pada trimester III ibu lebih banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, seperti hati ayam, sayuran hijau, bayam.
3.
Menjelaskan kepada ibu tentang
ketidaknyamanan TM III yaitu
Sesak
nafas, ketidaknyamanan ini merupakan ketidaknyamanan fisiologis ibu hamil
karena disebkan oleh penekanan diagfragma oleh rahim yang menyebabkan sesak
nafas
4.
Memberikan dorongan moril kepada ibu
agar tidak perlu takut dan cemas dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya.
5.
Menyarankan ibu untuk pergi ke dokter
kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG.
6.
Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilan
kembar dapat terjadi pada ibu yang baru pertama kali hamil. Oleh karena itu ibu
tidak perlu khawatir meskipun ibu tidak memiliki penjelasan tersebut, sehingga
ibu tidak perlu bingung lagi terhadap kehamilan kembar yang dialaminya.
7.
Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada
kehamilan kembar, yaitu inersia uteri, perdarahan post partum, solusio plasenta
setelah anak pertama lahir, persalinan
preterm (UK <37 minggu), hidramnion, malpresentasi, ketuban pecah
dini, prolapsus funikuli, pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital
8.
Menyarankan kepada ibu untuk
mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
9.
Menjelaskan kepada ibu tentang personal
hygine yaitu menganjurkan ibu untuk membersihkan alat kelaminnya dari depan ke
belakang, mengganti celana dalam minimal 3 kali sehari agar tidak lembab
10.
Memberikan ibu obat Sf 200mg 1x1, Kalk
500mg 1x1 dan diminum nenggunakan air putih atau air jeruk.
11.
Menyarankan pada ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 1 minggu lagi pada tanggal 1 april 2013 dengan membawa hasil
pemeriksaan.
VII.
EVALUASI Tanggal
:24 maret 2013 Pukul: 09.50 WIB
1. Ibu
dan keluraga sudah mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. Ibu
sudah mengerti tentang nutrisi ibu hamil TM III dan akaan melaksanakannya.
3. Ibu
sudah mengerti tentang ketidaknyamanan ibu hamil.
4. Ibu
merasa lebih tenang setelah diberikan dorongan moril kepada ibu
5. Ibu
bersedia untuk pergi ke dokter kandungan untuk melakukan pemeriksaan USG.
6. Ibu
sudah mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan kembar dn akan waspada.
7. Ibu
mengerti bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada ibu yang baru pertama kali
hamil.
8. Ibu
bersedia untuk mempersiapkan persalinan dan untuk bersalin di RS.
9. Ibu
sudah mengerti cara melakukan personal hygine
10. Ibu
sudah diberikan obat Sf 200mg 1x1, Kalk 500mg 1x1
11. Ibu
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi pada tanggal 1 april
2013 dan menbawa hasil pemeriksaan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kehamilan
kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Ada 2 jenis kehamilan kembar yaitu kehamilan kembar monozigotik dan
kembar dizigot. Ada beberapa faktor penyebab kehamila kembar yaitu faktor ras,
keturunan, umur dan paritas, nutrisi, faktor terapi infertilitas, dan Assited Reproductive Technology
(ART). Diagnosis yang dapat dilakukan yaitu melakukan anamnesa, inspeksi dan
palpasi, auskultasi, VT, rontgen foto abdomen, USG, EKG total, dan reaksi
kehamilan. Penatalaksanaan kehamilan dapat dilakukan pada saat sebelum hamil,
waktu hamil, dan waktu partus atau persalinan.
3.2
Saran
1. Bidan
sebagai petugas kesehatan sebaiknya dapat memberikan pelayanan antenatal yang
berkualitas agar dapat menegakkan diagnosa secara dini tentang adanya kehamilan
kembar atau ganda. Dengan demikian, penanganan terhadap kehamilan kembar dapat
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
2. Dalam
menghadapi kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan yang lebih intensif
karena kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi
dan ibu.
3. Ibu hamil kembar wajib memeriksakan
kehamilannya kepada tenaga kesehatan sedini mungkin dan secara teratur.
4. Ibu hamil kembar benar – benar tahu tentang
kondisi kehamilannya.
5. Ibu hamil tahu tentang tanda dan
gejala kehamilan kembar sehingga dapat menjaga kehamilan tetap sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,
Yusmiati. 2007. Operasi Caesar. Jakarta: EDSA Mahkota.
Martius,
Gerhard. 1997. Bedah Kebidanan. Jakarta: EGC.
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi.
Jakarta: EGC.
Oxorn,
Harry. 1996. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica.
Prawirohardjo,
Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
1 comment
THX YA..
SMOGA SUCCESS
Posting Komentar