INISIASI
MENYUSU DINI (IMD) MENYUKSESKAN
PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF
Tujuan
Instruksional Umum
Memahami pentingnya
pemberian ASI eksklusif pada bayi serta tindakan yang diperlukan dalam proses
pemberian ASI sehingga dapat terwujud program ibu menyusui dini.
Tujuan
Instruksional Khusus
1. Mendefinisikan
pengertian Inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif.
2. Menjelaskan
tahapan prilaku sebelum bayi berhasil menyusu.
3. Menjelaskan
manfaat ASI eksklusif.
4. Menjelaskan
zat kekebalan pada ASI.
5. Menjelaskan
komposisi ASI.
6. Menjelaskan
cara memperbanyak memproduksi ASI.
7. Menjelaskan
cara menyusui yang benar dan cara pengamatan teknik menyusui yang benar.
Inisiasi menyusu
dini (IMD) adalah permulaan bayi menyusu pada ibu secara dini. Dengan IMD maka
ASI selama 6 bulan pertama (ASI eksklusif) akan berhasil sukses. ASI eksklusif (menurut
WHO) adalah bayi yang hanya menyusu ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan
apapun, selama 6 bulan. Asi dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional
yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu,
keluarga, maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667
bayi selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan resiko
kematian akibat infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan UNICEF
merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan
sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut.
1.
Inisiasi menyusu dini selama 1 jam
setelah kelahiran bayi.
2.
ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya
ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
3. ASI
diberikan secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari dan malam.
4.
ASI diberikan tidak menggunakan botol,
cangkir, maupun dot.
Perilaku
menakjubkan antara bayi dan ibunya dalam jam-jam pertama setelah bayi
dilahirkan. Ternyata ibu dan bayi sudah dapat
berinteraksi dalam menit-menit pertama, apabila kontak kulit antara ibu dan
bayi dilakukan. Bayi menunjukkan
kemampuan yang menakjubkan dengan
merangkak ke arah payudara ibu dan akan menyusu sendiri bila sudah siap untuk
menyusu. Ketakutan bayi akan kedinginan tidak dapat dijadikan alasan, karena
ternyata kulit ibu yang sedang melahirkan memiliki kemampuan untuk saling menyesuaikan
dengan suhu yang dibutuhkan bayi.
Kontak kulit ibu
dan bayi segera setelah lahir penting bagi kehidupan bayi selanjutnya karena
ibu dan bayi akan merasa lebih tenang, ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi
terjalin lebih dini dan akan menjadi lebih erat di kemudian hari. Perasaan
tenang, bahagia, merasa dibutuhkan oleh bayinya akan memicu pengeluaran hormon
oksitosin ibu yang berfungsi merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Bagi
bayi kontak kulit ini akan membuat sistem pernapasan dan aliran darah akan
menjadi stabil, bayi jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.
Hormon oksitosin juga terpicu dengan gerakan hentakan kepala bayi ke dada ibu,
sentuhan tangan bayi di puting dan payudara ibu, dan juga jilatan serta hisapan
bayi pada payudara ibu Pada saat merangkak mencari payudara ibu, bayi akan menjilat-jilat
kulit ibu. Aktivitas tersebut memungkinkan bayi menelan bakteri ‘baik’ dari
kulit ibu yang akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi dan
menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungannya.
Lima Tahapan Perilaku Sebelum Bayi
Berhasil Menyusu
Bayi baru lahir yang mendapat kontak
kulit ke kulit segera setelah lahir, akan melalui lima tahapan perilaku sebelum
ia berhasil menyusu.
- Bayi akan
diam dalam keadaan siaga. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat ke
ibunya. Masa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam
kandungan ke luar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa aman bayi
terhadap lingkungannya. Hal ini juga akan meningkatkan rasa percaya diri
ibu akan kemampuannya menyusui dan mendidik anaknya. Demikian pula halnya
dengan ayah, dengan melihat bayi dan istrinya dalam suasana menyenangkan ini,
akan tertanam rasa percaya diri ayah untuk ikut membantu keberhasilan ibu
menyusui dan mendidik anaknya.
- Bayi akan
menggerakkan mulutnya seperti mau minum, mencium, kadang mengeluarkan
suara, dan menjilat tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan
ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang
dikeluarkan payudara ibu dan bau serta rasa ini yang akan membimbing bayi
untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak
dianjurkan mengeringkan ke-2 tangan bayi pada saat bayi baru lahir.
- Saat bayi
siap dan menyadari adanya makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan
liur.
- Areola
payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu.
Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke
kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan
sekitarnya dengan tangannya.
- Akhirnya
bayi menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar-lebar, dan
melekat dengan baik serta mulai menyusu.
Manfaat
ASI Eksklusif
Manfaat inisiasi
menyusu dini pada ibu meningkatkan produksi ASI sehingga dapat mempermudah
menjalankan ASI eksklusif. Kegiatan menyusui dapat mengurangi resiko terkena
kanker payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis.
Manfaat ASI bagi bayi (ASI sebagai nutrisi, ASI sebagai
daya tahan tubuh, ASI meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dengan
ibunya, penghematan biaya obat-obatan, tenaga, sarana kesehatan, dan
menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas).
Zat
Kekebalan Pada ASI
1.
Faktor Bifidus : Mendukung proses perkembangan bakteri
yang “menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
2.
Laktoferin : Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat
besi tidak digunakan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya.
3.
Anti alergi.
4.
Mengandung zat anti virus polio.
Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk menghindari
zat-zat yang merugikan masuk kedalam
peredaran darah bayi.
Komposisi
ASI
1. Colostruman
1) Merupakan cairan yang pertama kali keluar kental berwana kekuning-kuningan
dibandingkan dengan susu matur.
2) Disekresikan pada hari ke1 sampai hari ke3 bila dipanaskan akan menggumpal.
3) Merupakan pencahar yang ideal membersihkan mekonium dari usus bayi baru
lahir.
4) Lebih banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi, memberikan
perlindungan bagi bayi yang baru lahir sampai umur 6 bulan dibandingkan dengan
ASI matur.
2. Air susu masa peralihan atau transisi
1) Merupakan ASI peralihan ari colostrom menjadi ASI matur.
2) Disekresikan pada hari ke 4 sampai hari ke 10.
3) Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin
meninggi dan volumenya juga semakin meningkat.
3. Air susu matur
1) Merupakan ASI yang desekresikan pada hari ke 10 dan seterusnya,
komposisinya relative konstan.
2) Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna
Ca-casein, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalammnya.
3) Jika dipanaskan ASI tidak akan menggumpal.
Terdapat antimicrobial faktor, antara lain : antybody (kekebalan terhadap
infeksi), protein, hormon-hormon, dll.
Cara Memperbanyak Memproduksi ASI
- Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10 sampai 15 menit setiap payudara.
- Membangunkan bayi buka baju, bedong yang membuat rasa gerah pada bayi,
duduklah selama menyusui bayi.
- Memastikan bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada ibunya)
dan menelan dengan secara aktif.
- Menyusui bayi ditempat yang tenang nyaman dan minumlah setiap kali
menyusui.
- Tidur bersebelahan atau dekat dengan bayi, dan ibu meningkatkan
istirahat atau minum.
Cara Menyusui
yang Benar
Pengertian
teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi bayi dengan benar.
Beberapa langkah-langkah menyusui yang
benarsebagai berikut.
1.
Cuci tangan yang bersih dengan sabun,
perah sedikit ASI dan oleskan di sekitar puting, duduk dan berbaring dengan
santai.
2.
Ibu harus mencari posisi nyaman,
biasanya duduk tegak di tempat tidur/kursi.
3.
Lengan ibu menopang kepala, leher, dan
seluruh badan bayi ( kepala dan tubuh berada dalam garis lurus), muka bayi menghadap
ke payudara ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi harus
sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi seharusnya
berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar
dengan tubuhnya, tidak melengkung ke belakang/menyamping, telinga, bahu, dan
panggul bayi berada dalam satu garis lurus.
4.
Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya ( muka
bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi yang siap menyusu: membuka mulut,
bergerak mencari, dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu
tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan lehernya untuk
mencapai puting susu ibu.
5.
Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir
bayi, menunggu sehingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut
bayi keputing susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap puting susu
tersebut. Ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat
jari di bawah payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jari di
bawah payudara dan ibu jari di atas payudara. Ibu jari dan telunjuk harus
membentuk huruf C. Semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola.
6.
Pastikan bahwa sebagian besar areola
masuk ke dalam mulut bayi. Dagu rapat ke dada ibu dan hidungnya menyentuh
bagian atas payudara. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
7.
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan
posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala
dan tubuh bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh
bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
8.
Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu
mengeluarkan puting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu
diantara mulut dan payudara.
9.
Menyendawakan bayi dengan menyandarkan
bayi di pundak atau menelungkupkan, bayi melintang kemudian menepuk-nepuk
punggung bayi.
Cara
Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan
cara teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan
ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya
atau bayi enggan menyusui.
Apabila bayi telah menyusu dengan benar,
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut.
1.
Bayi tampak tenang.
2.
Badan bayi menempel pada perut ibu.
3.
Mulut bayi terbuka lebar.
4.
Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5.
Sebagian Areola masuk ke dalam mulut
bayi, areola bawah yang lebih banyak masuk.
6.
Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang
menyentuh payudara ibu.
7.
Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin
areola ( tidak hanya puting saja), lingkar areola atas lebih banyak terlihat
dari pada areola bawah.
8.
Lidah bayi menopang puting dan areola
bagian bawah.
9.
Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10.
Bayi dapat menghsap kuat dengan irama perlahan.
11.
Puting susu tidak terasa nyeri .
12.
Telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus.
13.
Kepala bayi agak menenggadah.
14.
Bayi menghisap kuat dan dalam secara
berlahan dan kadang di sertai dengan berhenti sesaat.
Pemberian
ASI Bagi Ibu yang Bekerja Di Luar Rumah
Memberikan ASI
kepada bayi kita merupakan sesuatu “kewajiban”. ASI memang sangat penting untuk
bayi kita, mengingat ASI kaya akan zat-zat giziseimbang, lengkap dan juga
mengandung zat untuk kekebalan dan imunitas tubuh bayi. Untuk itu, jika kita
ingin mempunyai anak yang sehat, cerdas, kuat, dan lincah, maka memberikan ASI
merupakan kewajiban bagi kita para ibu, tapi tentunya para bapak juga harus
perhatian dan memberikan dukungan.
Akan tetapi,
kadang karena berbagai hal, si ibu tidak bis amemberikan ASI langsung kepada si
bayi, mungkin karena bekerja. Banyak sekali para ibu yang lantas memberikan
susu formula kepada anaknya, dengan alasan kepraktisan. Padahal dengan ASI,
anak sehat ibu pun bisa hemat. Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu
dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASI nya dan jika memungkinkan
bayi dapat dibawa ke tempat kerja. Apabila tidak memungkikan ASI dapat diperah
kemudian disimpan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi
Lia N.V dan Sunarsih. 2012. Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Roesli,
Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus
ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina
Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Maharyanti.
2010. Persepsi Keluarga Tentang Pemberian ASI. Jurnal Saintika Medika, Vol 6, No 12 (2010)
Rosita,
Syarifah. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Ayyana, Yogyakarta.
0 comments
Posting Komentar