Jumat, 17 Mei 2013

INISIASI MENYUSU DINI

.



INISIASI MENYUSU DINI (IMD)  MENYUKSESKAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


Tujuan Instruksional Umum
Memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi serta tindakan yang diperlukan dalam proses pemberian ASI sehingga dapat terwujud program ibu menyusui dini.

Tujuan Instruksional Khusus
1.      Mendefinisikan pengertian Inisiasi menyusu dini (IMD) dan ASI eksklusif.
2.      Menjelaskan tahapan prilaku sebelum bayi berhasil menyusu.
3.      Menjelaskan manfaat ASI eksklusif.
4.      Menjelaskan zat kekebalan pada ASI.
5.      Menjelaskan komposisi ASI.
6.      Menjelaskan cara memperbanyak memproduksi ASI.
7.      Menjelaskan cara menyusui yang benar dan cara pengamatan teknik menyusui yang benar.

Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah permulaan bayi menyusu pada ibu secara dini. Dengan IMD maka ASI selama 6 bulan pertama (ASI eksklusif) akan berhasil sukses. ASI eksklusif (menurut WHO) adalah bayi yang hanya menyusu ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan apapun, selama 6 bulan. Asi dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga, maupun negara. Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1.667 bayi selama 12 bulan mengatakan bahwa ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi saluran napas akut dan diare. WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan ASI eksklusif diberikan sampai 6 bulan dengan menerapkan hal-hal sebagai berikut.
1.      Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.
2.      ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
3.      ASI diberikan secara on-demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari dan malam.
4.      ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, maupun dot.


Perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya dalam jam-jam pertama setelah bayi dilahirkan. Ternyata ibu dan bayi sudah dapat berinteraksi dalam menit-menit pertama, apabila kontak kulit antara ibu dan bayi dilakukan. Bayi menunjukkan
kemampuan yang menakjubkan dengan merangkak ke arah payudara ibu dan akan menyusu sendiri bila sudah siap untuk menyusu. Ketakutan bayi akan kedinginan tidak dapat dijadikan alasan, karena ternyata kulit ibu yang sedang melahirkan memiliki kemampuan untuk saling menyesuaikan dengan suhu yang dibutuhkan bayi.
Kontak kulit ibu dan bayi segera setelah lahir penting bagi kehidupan bayi selanjutnya karena ibu dan bayi akan merasa lebih tenang, ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi terjalin lebih dini dan akan menjadi lebih erat di kemudian hari. Perasaan tenang, bahagia, merasa dibutuhkan oleh bayinya akan memicu pengeluaran hormon oksitosin ibu yang berfungsi merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Bagi bayi kontak kulit ini akan membuat sistem pernapasan dan aliran darah akan menjadi stabil, bayi jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. Hormon oksitosin juga terpicu dengan gerakan hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting dan payudara ibu, dan juga jilatan serta hisapan bayi pada payudara ibu Pada saat merangkak mencari payudara ibu, bayi akan menjilat-jilat kulit ibu. Aktivitas tersebut memungkinkan bayi menelan bakteri ‘baik’ dari kulit ibu yang akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi dan menyaingi bakteri ‘jahat’ dari lingkungannya.

Lima Tahapan Perilaku Sebelum Bayi Berhasil Menyusu
Bayi baru lahir yang mendapat kontak kulit ke kulit segera setelah lahir, akan melalui lima tahapan perilaku sebelum ia berhasil menyusu.
  1. Bayi akan diam dalam keadaan siaga. Sesekali matanya membuka lebar dan melihat ke ibunya. Masa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke luar kandungan dan merupakan dasar pertumbuhan rasa aman bayi terhadap lingkungannya. Hal ini juga akan meningkatkan rasa percaya diri ibu akan kemampuannya menyusui dan mendidik anaknya. Demikian pula halnya dengan ayah, dengan melihat bayi dan istrinya dalam suasana menyenangkan ini, akan tertanam rasa percaya diri ayah untuk ikut membantu keberhasilan ibu menyusui dan mendidik anaknya.
  2. Bayi akan menggerakkan mulutnya seperti mau minum, mencium, kadang mengeluarkan suara, dan menjilat tangannya. Bayi akan mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu dan bau serta rasa ini yang akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. Itulah sebabnya tidak dianjurkan mengeringkan ke-2 tangan bayi pada saat bayi baru lahir.
  3. Saat bayi siap dan menyadari adanya makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan liur.
  4. Areola payudara akan menjadi sasarannya dengan kaki bergerak menekan perut ibu. Bayi akan menjilat kulit ibu, menghentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya.
  5. Akhirnya bayi menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar-lebar, dan melekat dengan baik serta mulai menyusu.


Manfaat ASI Eksklusif
Manfaat inisiasi menyusu dini pada ibu meningkatkan produksi ASI sehingga dapat mempermudah menjalankan ASI eksklusif. Kegiatan menyusui dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis.
Manfaat ASI bagi bayi (ASI sebagai nutrisi, ASI sebagai daya tahan tubuh, ASI meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dengan ibunya, penghematan biaya obat-obatan, tenaga, sarana kesehatan, dan menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas).

Zat Kekebalan Pada ASI
1.      Faktor Bifidus : Mendukung proses perkembangan bakteri yang “menguntungkan” dalam usus bayi, untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan.
2.      Laktoferin : Mengikat zat besi dalam ASI sehingga zat besi tidak digunakan oleh bakteri patogen untuk pertumbuhannya.
3.      Anti alergi.
4.      Mengandung zat anti virus polio.
Membantu pertumbuhan selaput usus bayi sebagai perisai untuk menghindari zat-zat  yang merugikan masuk kedalam peredaran darah bayi.

Komposisi ASI
1.      Colostruman
1)      Merupakan cairan yang pertama kali keluar kental berwana kekuning-kuningan dibandingkan dengan susu matur.
2)      Disekresikan pada hari ke1 sampai hari ke3 bila dipanaskan akan menggumpal.
3)      Merupakan pencahar yang ideal membersihkan mekonium dari usus bayi baru lahir.
4)      Lebih banyak mengandung karbohidrat, protein, mineral, antibodi, memberikan perlindungan bagi bayi yang baru lahir sampai umur 6 bulan dibandingkan dengan ASI matur.
2.      Air susu masa peralihan atau transisi
1)      Merupakan ASI peralihan ari colostrom menjadi ASI matur.
2)      Disekresikan pada hari ke 4 sampai hari ke 10.
3)      Kadar protein makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin meninggi dan volumenya juga semakin meningkat.
3.      Air susu matur
1)      Merupakan ASI yang desekresikan pada hari ke 10 dan seterusnya, komposisinya relative konstan.
2)      Merupakan cairan yang berwarna putih kekuningan yang diakibatkan warna Ca-casein, riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalammnya.
3)      Jika dipanaskan ASI tidak akan menggumpal.
Terdapat antimicrobial faktor, antara lain : antybody (kekebalan terhadap infeksi), protein, hormon-hormon, dll.

Cara Memperbanyak Memproduksi ASI
  1. Bayi menyusu setiap 2 jam selama 10 sampai 15 menit setiap payudara.
  2. Membangunkan bayi buka baju, bedong yang membuat rasa gerah pada bayi, duduklah selama menyusui bayi.
  3. Memastikan bayi menyusu dengan posisi yang baik (menempel pada ibunya) dan menelan dengan secara aktif.
  4. Menyusui bayi ditempat yang tenang nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
  5. Tidur bersebelahan atau dekat dengan bayi, dan ibu meningkatkan istirahat atau minum.

Cara Menyusui yang Benar
Pengertian teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi bayi dengan benar.
Beberapa langkah-langkah menyusui yang benarsebagai berikut.
1.      Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan di sekitar puting, duduk dan berbaring dengan santai.
2.      Ibu harus mencari posisi nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur/kursi.
3.      Lengan ibu menopang kepala, leher, dan seluruh badan bayi ( kepala dan tubuh berada dalam garis lurus), muka bayi menghadap ke payudara ibu, hidung bayi di depan puting susu ibu. Posisi bayi harus sedemikian rupa sehingga perut bayi menghadap perut ibu. Bayi seharusnya berbaring miring dengan seluruh tubuhnya menghadap ibu. Kepalanya harus sejajar dengan tubuhnya, tidak melengkung ke belakang/menyamping, telinga, bahu, dan panggul bayi berada dalam satu garis lurus.
4.      Ibu mendekatkan bayi ke tubuhnya ( muka bayi ke payudara ibu) dan mengamati bayi yang siap menyusu: membuka mulut, bergerak mencari, dan menoleh. Bayi harus berada dekat dengan payudara ibu. Ibu tidak harus mencondongkan badan dan bayi tidak merenggangkan lehernya untuk mencapai puting susu ibu.
5.      Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi, menunggu sehingga mulut bayi terbuka lebar kemudian mengarahkan mulut bayi keputing susu ibu sehingga bibir bayi dapat menangkap puting susu tersebut. Ibu memegang payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jari di bawah payudara dengan satu tangan dengan cara meletakkan empat jari di bawah payudara dan ibu jari di atas payudara. Ibu jari dan telunjuk harus membentuk huruf C. Semua jari ibu tidak boleh terlalu dekat dengan areola.
6.      Pastikan bahwa sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dagu rapat ke dada ibu dan hidungnya menyentuh bagian atas payudara. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
7.      Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus, hadapkan bayi ke dada ibu sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyentuh bibir bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
8.      Jika bayi sudah selesai menyusui, ibu mengeluarkan puting dari mulut bayi dengan cara memasukkan jari kelingking ibu diantara mulut dan payudara.
9.      Menyendawakan bayi dengan menyandarkan bayi di pundak atau menelungkupkan, bayi melintang kemudian menepuk-nepuk punggung bayi.

Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan cara teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusui.
Apabila bayi telah menyusu dengan benar, maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut.
1.      Bayi tampak tenang.
2.      Badan bayi menempel pada perut ibu.
3.      Mulut bayi terbuka lebar.
4.      Dagu bayi menempel pada payudara ibu.
5.      Sebagian Areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bawah yang lebih banyak masuk.
6.      Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
7.      Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola ( tidak hanya puting saja), lingkar areola atas lebih banyak terlihat dari pada areola bawah.
8.      Lidah bayi menopang puting dan areola bagian bawah.
9.      Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10.  Bayi dapat menghsap kuat dengan irama perlahan.
11.  Puting susu tidak terasa nyeri .
12.  Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13.  Kepala bayi agak menenggadah.
14.  Bayi menghisap kuat dan dalam secara berlahan dan kadang di sertai dengan berhenti sesaat.

Pemberian ASI Bagi Ibu yang Bekerja Di Luar Rumah
Memberikan ASI kepada bayi kita merupakan sesuatu “kewajiban”. ASI memang sangat penting untuk bayi kita, mengingat ASI kaya akan zat-zat giziseimbang, lengkap dan juga mengandung zat untuk kekebalan dan imunitas tubuh bayi. Untuk itu, jika kita ingin mempunyai anak yang sehat, cerdas, kuat, dan lincah, maka memberikan ASI merupakan kewajiban bagi kita para ibu, tapi tentunya para bapak juga harus perhatian dan memberikan dukungan.
Akan tetapi, kadang karena berbagai hal, si ibu tidak bis amemberikan ASI langsung kepada si bayi, mungkin karena bekerja. Banyak sekali para ibu yang lantas memberikan susu formula kepada anaknya, dengan alasan kepraktisan. Padahal dengan ASI, anak sehat ibu pun bisa hemat. Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan ASI nya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa ke tempat kerja. Apabila tidak memungkikan ASI dapat diperah kemudian disimpan.


DAFTAR PUSTAKA

Dewi Lia N.V dan Sunarsih. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:    Salemba Medika.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda.
Prawirohardjo, Sarwono.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka
         Sarwono Prawirohardjo.
Maharyanti. 2010. Persepsi Keluarga Tentang Pemberian ASI. Jurnal Saintika Medika, Vol 6, No 12 (2010)
Rosita, Syarifah. 2008. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Ayyana, Yogyakarta.

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar