I. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan
merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan membran dari dalam
rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi
serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan
yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat
sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk pengeluaran
janin dari rahim ibu.
Bentuk
persalinan berdasarkan definisi :
a. Persalinan
spontan : bila seluruh persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
b. Persalinan
buatan : bila persalinan berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
c. Persalinan
anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar
dengan jalan pemberian rangsang
II.
SEBAB-SEBAB MULAINYA
PERSALINAN
Hal yang menjadi penyebab mulainya
persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang
kompleks. Teori penyebab persalinan adalah sebagai berikut :
a. Teori
Keregangan
·
Otot rahim mempunyai
kemampuan meregang dalam batas tertentu
·
Setelah melewati batas
tertentu, maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
b. Teori
Penurunan Progesteron
·
Proses penuaan plasenta
terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu dimana terjadi penimbunan jaringan ikat
sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu
·
Produksi progesteron
mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksigen.
·
Akibatnya, otot rahim
mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.
c. Teori
Oksitosin Internal
·
Oksitosin dikeluarkan
oleh kelenjar hipofisis pars posterior
·
Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering
terjadi kontraksi Braxton Hicks
·
Menurunnya konsentrasi
progesteron akibat tuanya usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan
aktivitas sehingga persalinan dimulai
d. Teori
Prostaglandin
·
Konsentrasi
prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh
desidua
·
Pemberian prostaglandin
saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dapat
dikeluarkan
·
Prostaglandin dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan
III.
TAHAPAN PERSALINAN
a. Kala
I (Kala Pembukaan)
Kala I
persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks,
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm).
Persalinan Kala
I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
·
Fase laten, di mana
pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal kontraksi yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap sampai 3 cm, berlangsung
dalam 7-8 jam.
·
Fase aktif (pembukaan
serviks 4 cm-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi dalam 3 subfase
ü Fase
akselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
ü Fase
dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat dari 4
cm menjadi 9 cm
ü Fase
deselerasi, berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm
Perubahan
Fisiologis pada Kala I
·
Tekanan Darah
Tekanan darah
meningkat selama terjadinya kontraksi (sistole rata-rata naik) 10-20 mmHg,
diastole naik 5-10 mmHg. Antara kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat
sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan meningkatkan tekanan
darah.
·
Metabolisme
Metabolisme
karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara berangsur-angsur disebabkan
karena kecemasan dan aktivitas otot skeletal, peningkatan ini ditandai dengan
adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac output), pernafasan dan kehilangan cairan.
·
Suhu Tubuh
Oleh karena
adanya peningkataan metabolisme, maka suhu tubuh sedikit meningkat selama
persalinan. Selama dan setelah persalinan akan terjadi peningkatan, jaga agar
peningkatan suhu tidak lebih dari 10C.
·
Detak Jantung
Oleh karena
adanya peningkatan metabolisme, detak jantung akan meningkat secara dramatis
selama kontraksi.
·
Pernafasan
Oleh karena
terjadinya peningkatan metabolisme, maka terjadi sedikit peningkatan laju
pernafasan yang dianggap normal, hiperventilasi yang lama dianggap tidak normal
dan bisa menyebabkan alkalosis.
·
Ginjal
Poliuri sering
terjadi selama proses persalinan, mungkin dikarenakan adanya peningkatan
cardiac output, peningkatan filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran plasma
ginjal. Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam persalinan.
·
Gastrointestinal
Motilitas
lambung dan absorpsi makanan padat secara substansi berkurang sangat banyak
selama persalinan. Selain itu, berkurangnya pengeluaran getah lambung
menyebabkan aktivitas pencegahan hampir berhenti dan pengosongan lambung
menjadi sangat lambat, cairan tidak terpengaruh dan meninggalkan perut dalam
waktu biasa.
·
Hematologi
Hemoglobin
meningkat sampai 1,2 gr/100 ml selama persalinan dan akan kembali sebelum
persalinan sehari pascapersalinan, kecuali terdapat perdarahan postpartum.
Waktu koagulasi darah akan berkurang dan terjadi peningkatan plasma. Gula darah
akan berkurang, kemungkinan besar disebabkan karena peningkatan kontraksi
uterus dan otot-otot tubuh.
Perubahan
Psikologis Kala I
Asuhan yang
bersifat mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan
kebidanan. Ibu yang bersalin biasanya mengalami perubahan emosional yang tidak
stabil.
b. Kala
II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II
persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada
multipara 1 jam.
Tanda
dan gejala kala II :
·
His semakin kuat,
dengan interval 2 sampai 3 menit
·
Ibu merasa ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
·
Ibu merasakan makin
meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vagina
·
Perineum terlihat
menonjol
·
Vulva-vagina dan
sfingter ani terlihat membuka
·
Peningkatan pengeluaran
lendir darah
Diagnosis kala
II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
·
Pembukaan serviks telah
lengkap
·
Terlihat bagian kepala
bayi pada introitus vagina
Perubahan
Psikologis Pada Kala II
Pada kala II,
his terkoordinasi kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa ingin
meneran. Karena tekanan rektum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu terjadinya his, kepala janin mulai kelihatan,
vulva membuka, dan perineum meregang. Dengan his meneran yang terpimpin, maka
akan lahir kepala diikuti oleh seluruh badan janin.
c. Kala
III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Kala III
Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan
selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
lahir.
Perubahan
Fisiologis Kala III :
Pada Kala III
Persalinan, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini
menyebabkan implantasi plasenta karena tempat implantasi menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk,
menebal, kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan
turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.
Perubahan
Psikologis Kala III :
·
Ibu ingin melihat,
menyentuh dan memeluk bayinya
·
Merasa gembira, lega
dan bangga akan dirinya, juga merasa sangat lelah
·
Memusatkan diri dan
kerap bertanya apakah vaginanya perlu dijahit
·
Menaruh perhatian
terhadap plasenta
d. Kala
IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai
setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses tersebut. Observasi
yang harus dilakukan pada kala IV:
·
Tingkat Kesadaran
·
Pemeriksaan Tanda-tanda
vital : tekanan darah, nadi, dan pernafasan
·
Kontraksi uterus
·
Terjadinya perdarahan.
Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc
IV.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN
Persalinan dapat
berjalan normal apabila ketiga faktor fisik 3 P yaitu power, passage, passanger
dapat bekerjasama dengan baik. Selain itu terdapat 2 P yang merupakan faktor
lain yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi jalannya persalinan terdiri
atas psikologi dan penolong.
a.
Power (Tenaga/Kekuatan)
Kekuatan
yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan
dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah
tenaga meneran ibu.
His (Kontraksi Uterus)
His
adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Pada bulan terakhir dari
kehamilan dan sebelum persalinan dimulai, sudah ada kontraksi rahim yang
disebut his. His dibedakan sebagai berikut :
·
His Pendahuluan
His
pendahuluan atau his palsu, yang sebetulnya hanya peningkatan dari kontraksi
Braxton Hicks. His pendahuluan bersifat tidak teratur dan menyebabkan nyeri di
perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari
pinggang ke perut bagian bawah seperti his persalinan.
·
His Persalinan
Perasaan
nyeri tergantung juga pada ambang nyeri dari penderita, yang ditentukan oleh
kondisi jiwanya. kontraksi rahim bersifat otonom, artinya tidak dipengaruhi
oleh kemauan, namun dapat dipengaruhi dari luar, misalnya rangsangan oleh
jari-jari tangan.
Sifat
his yang normal adalah sebagai berikut :
ü Kontraksi
otot rahim dimulai dari cornu
ü Fundal
dominan, yaitu kekuatan paling tinggi di fundus uteri
ü Kekuatannya
seperti gerakan memeras isi rahim
ü Otot
rahim yang tidak berkontraksi tidak kembali ke panjang semula, sehingga terjadi retraksi dan
pembentukan segmen bawah rahim
ü Pada
setiap his terjadi perubahan pada serviks yaitu menipis dan membuka
Hal-hal
yang harus diobservasi pada his persalinan adalah sebagai berikut : frekuensi,
amplitude/intensitas, aktivitas his, durasi his, datangnya his terjadi sering,
teratur/tidak, dan masa relaksasi.
His
atau kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu, terdapat pada
penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Berawal dari titik pemicu,
kontraksi dihantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, dan
diselingi periode istirahat singkat. Hal ini digunakan untuk menggambarkan
kontraksi involunter, frekuensi, durasi dan intensitas. Kekuatan primer membuat
serviks menipis (effacement) dan
berdilatasi, sehingga janin turun. Penipisan serviks adalah pemendekan dan
penipisan serviks selama tahap pertama persalinan pada kehamilan aterm pertama, effacement biasanya terjadi lebih dulu
dari pada dilatasi, pada kehamilan berikutnya effacement dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan. Dilatasi
serviks adalah pembesaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal
persalinan. Diameter meningkat dari 1cm sampai dilatasi lengkap (10 cm).
b.
Passage (Jalan Lahir)
Jalan
lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar panggul,
vagina dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan
lahir yang relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi atas :
·
Bagian keras : tulang-tulang
panggul
·
Bagian lunak : uterus,
otot dasar panggul, dan perineum
c.
Passanger (Janin dan
Plasenta)
Janin
bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor,
yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Janin
dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan presentasinya. Kepala
banyak mengalami cedera pada persalinan sehingga dapat membahayakan hidup dan
kehidupan janin. Pada persalinan, oleh karena tulang-tulang masih dibatasi
fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang dapat menyisip antara
tulang yang satu dengan yang lainnya (disebut moulage/molase) sehingga kepala bayi bertambah kecil.
Postur Janin dalam rahim
Istilah-istilah
yang dipakai untuk kedudukan janin dalam rahim adalah sebagai berikut :
·
Sikap (Attitude = habitus)
Sikap
adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Janin
mempunyai sikap yang khas saat berada dalam rahim. Pada kondisi normal,
punggung janin sangat fleksi ke arah dada, dan paha fleksi ke arah sendi lutut.
·
Letak (lie = situs)
Letak
janin adalah bagaimana sumbu janin berada pada sumbu ibu. Letak adalah hubungan
antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang ibu (punggung ibu).
Macam letak adalah letak membujur (longitudinal), letak lintang (transverse lie), dan letak miring (oblique lie).
·
Presentasi (Presentation)
Presentasi
digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada dibagian bawah rahim yang
dijumpai pada palpasi atau pada pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala,
bokong, bahu dan lain-lain.
·
Bagian terbawah (Presenting Part)
Sama
dengan presentasi, hanya diperjelas istilahnya. Presentasi adalah bagian janin
yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir
saat persalinan mencapai aterm. Bagian presentasi ialah bagian tubuh janin yang
pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat pemeriksaan dalam.
·
Posisi (Position)
Posisi
merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah apakah sebelah kanan,
kiri, depan, belakang kepala, UUK atau kanan belakang.
d.
Psikis (Psikologis)
Banyak
wanita normal bisa merasakan kegembiraan saat merasa kesakitan di awal
menjelang kelahiran bayinya. Faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut
:
·
Melibatkan psikologis
ibu, emosi, dan persiapan intelektual
·
Pengalaman melahirkan
bayi sebelumnya
·
Kebiasaan adat
·
Dukungan dari orang
terdekat pada kehidupan ibu
e.
Penolong
Peran
penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin
terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan
kesiapan penolong dalam menghadapi persalinan.
V.
PENURUNAN KEPALA JANIN
MENURUT SISTEM PERLIMAAN
Periksa Luar
|
Periksa Dalam
|
Keterangan
|
5/5
|
|
Kepala
diatas PAP, mudah digerakkan
|
4/5
|
H
I-II
|
Sulit
digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul
|
3/5
|
H
II-III
|
Bagian
terbesar kepala belum masuk panggul
|
2/5
|
H
III +
|
Bagian
terbesar kepala sudah masuk panggul
|
1/5
|
H
III-IV
|
Kepala
di dasar panggul
|
0/5
|
H
IV
|
Di
perineum
|
VI.
KARAKTERISTIK
PERSALINAN SESUNGGUHNYA DAN PERSALINAN SEMU
Persalinan Sesungguhnya
|
Persalinan Semu
|
Serviks menipis dan
membuka
|
Tidak ada perubahan
pada serviks
|
Rasa nyeri dengan
interval teratur
|
Rasa nyeri tidak
teratur
|
Interval antara rasa
nyeri yang semakin perlahan semakin pendek
|
Tidak ada perubahan
interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain
|
Waktu dan kekuatan
kontraksi semakin bertambah
|
Tidak ada perubahan
pada waktu dan kekuatan kontraksi
|
Rasa nyeri terasa di
bagian belakang dan menyebar ke depan
|
Kebanyakan rasa nyeri
di bagian depan
|
Berjalan menambah
intensitas
|
Tidak ada perubahan
rasa nyeri dengan berjalan
|
Ada hubungan antara
tingkat kekuatan kontraksi dengan intensitas rasa nyeri
|
Tidak ada hubungan
antara tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas nyeri
|
Lendir darah sering
nampak
|
Tidak ada lendir
darah
|
Ada penurunan bagian
kepala bayi
|
Tidak ada kemajuan
penurunan bagian terendah janin
|
Kepala janin sudah
terfiksasi di PAP di antara kontraksi
|
Kepala belum masuk
PAP walaupun ada kontraksi
|
Pemberian obat
penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
|
Pemberian obat
penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri
pada persalinan semu
|
VII. PENAPISAN
SAAT PERSALINAN
Bidan harus
merujuk ibu apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut :
a. Riwayat
Bedah SC
b. Perdarahan
Pervaginam
c. Persalinan
Kurang Bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
d. Ketuban
pecah dengan mekonium yang kental
e. Ketuban
pecah lama (lebih dari 24 jam)
f. Ketuban
pecah pada persalinan kurang bulan (kurang dari 37 minggu)
g. Ikterus
h. Anemia
berat
i.
Tanda/gejala infeksi
j.
Preeklamsia atau
hipertensi dalam kehamilan
k. Tinggi
fundus uteri 40 cm atau lebih
l.
Gawat janin
m. Primipara
dalam fase aktif persalinan dengan palpasi kepala janin masih 5/5
n. Presentasi
bukan belakang kepala
o. Presentasi
majemuk
p. Kehamilan
gemeli
q. Tali
pusat menumbung
r.
Syok
VIII. KONSEP
MOLAGE DALAM PERSALINAN
Molage
(penyusupan tulang kepala janin) adalah indikator penting tentang seberapa jauh
kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu. Tulang
kepala yang saling menyusup atau tumpang tindih menunjukkan kemungkinan adanya
disproporsi tulang panggul (CPD). Ketidakmampuan akomodasi akan benar-benar
terjadi jika tulang kepala yang saling menyusup tidak dapat dipisahkan. Apabila
ada dugaan disproporsi tulang panggul, penting sekali untuk tetap memantau kondisi
janin dan kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai
dan rujuk ibu dengan tanda-tanda disproporsi tulang panggul ke fasilitas
kesehatan yang memadai.
Setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin. Catat temuan
dikotak yang sesuai dibawah lajur air ketuban pada partograf.
0
: Tulang-tulang kepala
janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1
: Tulang-tulang kepala
janin hanya saling bersentuhan
2
: Tulang-tulang kepala
janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan
3
: Tulang-tulang kepala
janin saling tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan
IX.
MEKANISME PERSALINAN
NORMAL
Gerakan-gerakan utama dari
mekanisme persalinan adalah sebagai berikut :
a. Penurunan
kepala
Pada
primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah
terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya
dengan sutura sagitalis melintangdan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala
melewati pintu atas panggul (PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila
sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simfisis
dan promontorium.
Penurunan kepala
lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini disebabkan karena
adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan
langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi
dari segmen bawah rahim sehingga terjadi penipisan dan dilatasi serviks.
Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala
ini juga disebabkan karena tekanan cairan intrauterine, kekuatan meneran, atau
adanya kontraksi otot-otot abdomen.
b. Fleksi
Pada awal
persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan majunya kepala
biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini, dagu dibawa lebih dekat ke
arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar. Hal
ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks, dinding pelvis.
Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
diameter suboccipito frontalis (11 cm). Sampai di dasar panggul, biasanya
kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
c. Rotasi
dalam (putaran paksi dalam)
Putaran paksi
dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian
terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simfisis. Pada
presentasi belakang kepala, bagian yang terendah adalah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang akan memutar ke depan ke arah simfisis. Rotasi dalam
penting untuk menyelesaikan persalinan karena merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah
dan pintu bawah panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala
janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis,
maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan karena sumbu
jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan
fleksi untuk melewatinya. Jika kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai
dasar panggul tidak melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada perineum
dan dapat menembusnya. Suboksiput yang tertahan pada pinggir bawah simfisis
akan menjadi pusat pemutaran (hypomochlion),
maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum : ubun-ubun besar,
dahi, hidung, mulut, dan dagu bayi dengan gerakan ekstensi.
e. Rotasi
luar (putaran paksi luar)
Kepala yang
sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi memutar kembali
ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena
putaran paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah putaran
paksi luar, bahu depan sampai di bawah simfisis dan menjadi hipomoclion untuk
kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh
badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
0 comments
Posting Komentar