KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Makalah ini membahas tentang “Intra Uterine Fetal Death (IUFD) ”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Asuhan Kebidanan IV yang telah membimbing kami dalam
penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi
kita semua.
Yogyakarta, April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu kejadian yang selalu
ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Saat ini, pada umumnya seorang ibu
sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga kondisi tubuh demi
kelancaran kehamilan dan perkembangan janin dalam kandungannya. Meskipun
demikian, hal-hal yang dapat mengganggu proses kehamilan masih saja tidak dapat
dihindari. Salah satunya adalah kematian janin dalam rahim.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kematian
janin dalam rahim. Di Negara maju dengan sistem kesehatan yang telah mapan,
kematian akibat kelainnan congenital merupakan kasus yang menonjol, sedangkan
dinegara yang sedang berkembang ada banyak factor penyebab yang menonjol
seperti infeksi, asuhan antenatal yang tidak prima, status ekonomi yang rendah,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Defenisi kematian janin menurut World
Health Organization (WHO) dan American College of Obtetricians and
Gynecologists telah merekomendasikan bahwa kematian janin adalah kematian pada
usia kehamilan 22 minggu atau lebih dan berat janin 500 gram atau lebih.
Sedangkan menurut WHO Expert Committee on the Prevention of Perinatal Morbidity
and Mortality ( 19709 ) menganjurkan agar dalam perhitungan statistik yang
dianamakan kematian janin ialah kematian janin yang pada waktu lahir berat
badannya di atas 1000 gram.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian dari latar belakang di atas, maka kami mendapat beberapa permasalahan
yang akan kami uraikan antara lain sebagai berikut :
a. Apakah
definisi dari IUFD?
b. Bagaimana
klasifikasi IUFD?
c. Bagaimana
etiologi IUFD?
d. Bagaimana
manifestasi klinis IUFD?
e. Apa
saja factor resiko IUFD?
f. Bagaimana
patofisiologi IUFD?
g. Bagaimana
penekakkan diagnosis IUFD?
h. Bagaimana
penatalaksanaan IUFD?
1.3 Tujuan
1.
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dibuatnya makalah ini
adalah untuk dapat memaparkan dan menjelaskan intra uterin fetal deat.
2.
Tujuan Khusus
Setelah kami paparkan tujuan umum kami membuat
makalah ini juga mempunyai tujuan khusus yang hendak kami capai adalah untuk
mengetahui dan memahami serta kami dapat mengimplementasikan ilmu
kesehatan. Untuk pengetahuan kami dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
BAB II
ISI
2.1 DEFINISI
Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin
Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari
20 minggu atau pada trimester kedua dan atau yang beratnya 500 gram. Jika
terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus.
Ada juga pendapat lain yang mengatakan
kematian janin dalam kehamilan adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum
proses persalinan berlangsung pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat
janin 1000 gram ke atas.
2.2 KLASIFIKASI
Kematian
janin dapat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
1. Golongan
I: kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20 minggu penuh
2. Golongan
II: kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
3. Golongan
III: kematian sesudah masa kehamilan >28 minggu (late fetal death)
4. Golongan
IV: kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga golongan di atas.
2.3 ETIOLOGI
1. Fetal,
penyebab 25-40%
1) Anomali/malformasi
kongenital mayor : Neural tube defek, hidrops, hidrosefalus, kelainan jantung
congenital
2) Kelainan
kromosom termasuk penyakit bawaan.
Kematian
janin akibat kelainan genetik biasanya baru terdeteksi saat kematian sudah
terjadi, melalui otopsi bayi. Jarang dilakukan pemeriksaan kromosom saat janin
masih dalam kandungan. Selain biayanya mahal, juga sangat berisiko. Karena
harus mengambil air ketuban dari plasenta janin sehingga berisiko besar janin
terinfeksi, bahkan lahir prematur.
3) Kelainan
kongenital (bawaan) bayi
Yang
bisa mengakibatkan kematian janin adalah hidrops fetalis, yakni akumulasi
cairan dalam tubuh janin. Jika akumulasi cairan terjadi dalam rongga dada bisa
menyebabkan hambatan nafas bayi. Kerja jantung menjadi sangat berat akibat dari
banyaknya cairan dalam jantung sehingga tubuh bayi mengalami pembengkakan atau
terjadi kelainan pada paru-parunya.
4) Janin
yang hiperaktif
Gerakan janin yang berlebihan -apalagi hanya pada
satu arah saja- bisa mengakibatkan tali pusat yang menghubungkan ibu dengan
janin terpelintir. Akibatnya, pembuluh darah yang mengalirkan suplai oksigen
maupun nutrisi melalui plasenta ke janin akan tersumbat. Tak hanya itu, tidak
menutup kemungkinan tali pusat tersebut bisa membentuk tali simpul yang
mengakibatkan janin menjadi sulit bergerak. Hingga saat ini kondisi tali pusat
terpelintir atau tersimpul tidak bisa terdeteksi. Sehingga, perlu diwaspadai
bilamana ada gejala yang tidak biasa saat hamil.
5) Infeksi
janin oleh bakteri dan virus
2. Placental,
penyebab 25-35%
1) Abruption,
Solusio plasenta
2) Kerusakan
tali pusat
3) Infark
plasenta
4) Infeksi
plasenta dan selaput ketuban
5) Intrapartum
asphyxia
6) Plasenta
Previa
7) Twin
to twin transfusion S
8) Chrioamnionitis
9) Perdarahan
janin ke ibu
3. Maternal,
penyebab 5-10%
1) Antiphospholipid
antibody
2) DM
3) Hipertensi
4) Trauma
5) Abnormal
labor
6) Sepsis
7) Acidosis/
Hypoxia
8) Ruptur
uterus
9) Postterm
pregnancy
10) Obat-obat
11) Thrombophilia
12) Cyanotic
heart disease
13) Epilepsy
14) Anemia
berat
15) Kehamilan
lewat waktu (postterm)
Kehamilan lebih dari 42 minggu. Jika
kehamilan telah lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga fungsinya
akan berkurang. Janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Cairan
ketuban bisa berubah menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat
terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa dievaluasi melalui USG
dengan color doppler sehingga bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke
janin. Jika demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan dengan cara
diinduksi. Itulah perlunya taksiran kehamilan pada awal kehamilan dan akhir
kehamilan melalui USG.
4. Sekitar
10 % kematian janin tetap tidak dapat dijelaskan.Kesulitan dalam memperkirakan
kausa kematian janin tampaknya paling besar pada janin preterm.
2.4 MANISFESTASI
KLINIK
1) DJJ
tidak terdengar
2) Uterus
tidak membesar, fundus uteri turun
3) Pergerakan
anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
4) Palpasi
anak menjadi tidak jelas
5) Reaksi
biologis menjadi negatif setelah anak mati kurang lebih 10 hari.
6) Bila
janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan Hypofibrinogenemia
25%.
2.5 FAKTOR RESIKO
1) Status
sosial ekonomi rendah
2) Tingkat
pendidikan ibu yang rendah
3) Usia
ibu >30 tahun atau <20 tahun
4) Partias
pertama dan partias kelima atau lebih
5) Kehamilan
tanpa pengawasan antenatal
6) Kehamilan
tanpa riwayat pengawasan kesehatan ibu yang inadekuat
7) Riwayat
kehamilan dengan komplikasi medik atau obstetrik
2.6 PATOFISIOLOGI
1. Patologi
Bila
janin mati dalam kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan- perubahan
sebagai berikut :
1) Rigor
mostis (tegang mati)
Berlangsung 2,5 jam
setelah mati, kemudian lemas kembali.
2) Stadium
maserasi I
Timbul lepuh-lepuh pada
kulit, mula-mula terisi cairan jernih tapi kemudian menjadi merah. Stadium ini
berlangsung 48 jam setelah mati.
3) Stadium
maserasi II
Lepuh-lepuh pecah dan
mewarnai air ketuban menjadi merah coklat, stadium ini berlangsung 48 jam
setelah anak mati.
4) Stadium
maserasi III
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan
janin sangat lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar dan terdapat
oedem dibawah kulit.
Kematian janin
dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin atau kelainan
bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak
diobati.
2.7 PENEGAKAN
DIAGNOSIS
A. Anamnesis
a) Ibu
tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari atau gerakan janin sangat
berkurang.
b) Ibu
merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan
tidak seperti biasanya.
c) Ibu
belakangan ini merasa perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti
mau melahirkan.
d) Penurunan
berat badan
e) Perubahan
pada payudara atau nafsu makan
B. Pemeriksaan
Fisik
a) Inspeksi
·
tidak kelhiatan gerakan-gerakan janin,
yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus
·
Penurunan atau terhentinya peningkatan
bobot berat badan ibu
·
Terhentinya perubahan payudara
b) Palpasi
·
Tinggi fundus uteri lebih rendah dari
seharusnya tua kehamilan ; tdak teraba gerakan- gerakan janin
·
Dengan palpasi yang teliti dapat
dirasakan adanya krepitasi pada tulang kepala janin.
c) Auskultasi
·
baik memakai stetoskop monoral maupun
doptone tidak akan terdengan denyut jantung janin
d) Pemeriksaan
Lab
·
reaksi biologis negative setelah 10 hari
janin mati
·
hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu
janin mati
e) Pemeriksaan
Tambahan
·
Ultrasound: - gerak anak tidak ada
·
denyut jantung anak tidak ada
·
tampak bekuan darah pada ruang jantung
janin
·
X-Ray :
a. Spalding¡’s
sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin saling tumpah tindih, pencairan otak
dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
b. Nanjouk¡’s
sign (+) : tulang punggung janin sangat melengkung
c. Robert¡’s
sign (+) : tampak gelembung-gelembung gas pada pembuluh darah besar. Tanda ini
ditemui setelah janin mati paling kurang 12 jam
d. Adanya
akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah besar janin
2.8 PENATALAKSANAAN
1) Bila
disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim tidak usah terburu-buru
bertindak, sebaiknya diobservasi dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian
diagnosis.
2) Biasanya
selama masih menunggu ini 70-90 % akan terjadi persalinan yang spontan
3) Jika
pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari.
Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi columna
vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema scalp.
4) USG
merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin
dimana gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan, tidak ada denyut
jantung janin, ukuran kepala janin dan cairan ketuban berkurang.
5) Dukungan
mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien selalu
didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa kemungkinan besar dapat lahir
pervaginam.
6) Pilihan cara persalinan dapat secara aktif
dengan induksi maupun ekspektatif, perlu dibicarakan dengan pasien dan
keluarganya sebelum keputusan diambil.
7) Bila
pilihan penanganan adalah ekspektatif maka tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu dan yakinkan bahwa 90 % persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi
8) Jika
trombosit dalam 2 minggu menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan
aktif.
9) Jika
penanganan aktif akan dilakukan, nilai servik yaitu
·
Jika servik matang,lakukan induksi
persalinan dengan oksitosin atau prostaglandin.
·
Jika serviks belum matang, lakukan
pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley, dengan catatan
jangan lakukan amniotomi karena berisiko infeksi
·
Persalinan dengan seksio sesarea
merupakan alternatif terakhir
10) Jika
persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun dan serviks
belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol:
·
Tempatkan mesoprostol 25 mcg dipuncak
vagina, dapat diulang sesudah 6 jam
·
Jika tidak ada respon sesudah 2x25 mcg
misoprostol, naikkan dosis menjadi 50mcg setiap 6 jam. Jangan berikan lebih
dari 50 mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis.
11) Jika
ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis.
12) Jika
tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada
koagulopati
13) Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya
untuk melihat dan melakukan kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
14) Pemeriksaan
patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan
infeksi
15) Bila
setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah
diagnosis. Partus belum mulai maka wanita harus dirawat agar dapat dilakukan
induksi persalinan
16) Induksi
partus dapat dimulai dengan pemberian esterogen untuk mengurangi efek
progesteron atau langsung dengan pemberian oksitosin drip dengan atau tanpa
amniotomi
ASKEB
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
Ny.
P Umur 24 tahun G1 P0 A0 Ah0 UK 26+5
Minggu dengan IUFD
Di
RB Kasih Bunda
No. Register : 1206683
Masuk RS
tanggal / pukul :
Senin, 5
Maret 2012 / 16.00 WIB
Dirawatdiruang : Bersalin
I. PENGKAJIAN DATA Tanggal :Senin, 5 Maret 2012, Pukul :16.00WIB, Oleh
: Bidan
A. Biodata
Ibu Suami
1.
Nama :
Ny. P Tn.
Y
2.
Umur :
24 th 27
th
3.
Agama : Islam Islam
4.
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
5.
Pendidikan : SMA SMA
6.
Pekerjaan : Buruh pabrik Satpam
7.
Alamat :
Jl. Raya Tajem Gg. Panji No. 05 Jl. Raya Tajem Gg. Panji No. 05
8.
No. Telp : 0818414000 -
B.
Data Subjektif
1.
Alasan datang
Ibu
mengatakan hamil 7 bulan dan ingin memeriksakan kehamilan.
2.
Keluhan utama
Ibu
mengatakan sudah 3 hari yang lalu tanggal 2 Maret 2012 gerakan janin tidak
dirasakan lagi.
3.
Riwayat menstruasi
Menarche : 13tahun Siklus :28
hari
Lama : 6 hari Teratur :teratur
Sifat darah : cair Keluhan : tidak
ada
4.
Riwayat pernikahan
Status
pernikahan : sah Menikah ke : 1
Lama : 1 tahun Usia
menikah pertama kali : 23Tahun
5.
Riwayat obstetrik: G1 P0 A0 Ah0
Hamil ke-
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tanggal
|
Umur khamiln
|
Jns prsalinan
|
Penolong
|
komplikasi
|
JK
|
BB Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
1
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No.
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl.
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun
|
|||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Riwayat kehamilan sekarang
a.
HPHT : 30
Agustus 2011 HPL : 6 Juni 2012
b.
ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
c.
Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi :1 kali
Keluhan :Muntah
Komplikasi : Tidak ada
Terapi
: B6, B12
Trimester II
Frekuensi :1
kali
Keluhan :tidak ada
Komplikasi
:tidak ada
Terapi : kalsium, vica natal
Trimester III
Frekuensi :-
Keluhan :-
Komplikasi:-
Terapi :-
d.
Imunisasi TT
TT 1 : SD
TT 2 : TT caten
TT 3 : tanggal 4 September 2011
TT 4 : tanggal belum dilakukan
TT 5 : tanggal belum dilakukan
e.
Pergerakan janin selama 12 jam(dalam
sehari)
Ibu mengatakan sudah tidak dapat merasakan pergerakan
janinnya sejak tanggal 2 Maret 2011.
8.
Riwayat kesehatan
a.
Penyakit yang pernah /sedang diderita
(menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak
pernah atau sedang menderita penyakit menular seperti (HIV,TBC ,Hepatitis) menurun
seperti (DM, Asma, Hipertensi) menahun seperti (Paru–paru , jantung, ginjal.)
b.
Penyakit yang pernah /sedang diderita
keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan
keluarga tidak pernah
atau sedang menderita penyakit menular seperti (HIV,TBC ,Hepatitis) menurun
seperti (DM, Asma, Hipertensi) menahun seperti (Paru–paru , jantung, ginjal.)
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan di
dalam keluarganya tidak memiliki keturunan kembar.
d.
Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak
pernah menjalani operasi apapun.
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki
riwayat alergi obat.
9.
Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil Saat
hamil
a.
Nutrisi
Makan
Frekuensi : 2 x/hari 3 x/hari
Jenis : Nasi,Lauk,Sayur Nasi,Lauk,Sayur,buah
Porsi :
1 piring 1
piring
Pantangan : Tidak ada Tidak
ada
Keluhan : Tidak ada Tidak
ada
Minum
Frekuensi : 6 x/hari, 7-8x/hari
Porsi :
1 gelas 1
gelas
Jenis :
air putih,teh air
putih,susu,teh
Pantangan : Tidak ada Tidak
ada
Keluhan :
Tidak ada Tidak
ada
b. Pola eliminasi
BAB
Frekuensi :1 x/hari 1
x/hari
Konsistesi : Lunak Lunak
Warna : khas feses khas feses
Keluhan : Tidak ada Tidak
ada
BAK
Frekuensi : 4 x/hari 5-6
x/hari
Konsistesi : cair cair
Warna : khas urine khas urine
Keluhan : Tidak ada Tidak
ada
c.
Pola istirahat
Tidur siang
Lama :
1 jam/hari 1
jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak
ada
Tidur malam
Lama :
6 jam/hari 7 jam/hari
Keluhan : Tidak ada Tidak
ada
d. Personal
hygiene
Mandi : 2 x/hari 3
x/hari
Ganti pakaian: 3 x/hari 3 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari 3 x/hari
Keramas : 3 x/minggu 3
x/minggu
e. Pola
seksualitas
Frekuensi : 3 x/minggu 2
x/minggu
Keluhan :
Tidak ada Tidak
ada
f. Pola aktivitas
(terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu
mengatakan bekerja sebagai buruh pabrik dan mengurus rumah tangga seperti
mencuci,memasak,menyapu.
10. Kebiasaan yang
mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman beralkohol ).
Ibu mengatkan tidak
pernah merokok, tidak pernah minum jamu-jamuan, dan minum minuman beralkohol.
11. Data
psikososial, spiritual dan ekonomi ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluarga/tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah,
kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga
Ibu mengatakan suami, keluarga senang dengan kehamilannya.
Ibu mengatakan suami
dan keluarga menerima kehamilannya.
Ibu mengatakan
hubungannya dengan suami/keluarga/tetengga baik.
Ibu mengatakan sudah
mengetahui tentang perawatan bayi.
Ibu mengatakan rutin melaksanakan sholat 5 waktu
Ibu mengatakan
mengikuti kegiatan sosial di sekitaran rumahnya.
Ibu mengatakan keadaan
ekonominya cukup.
Ibu mengatakan merasa
khawatir dengan keadaan bayi dan dirinya
12. Pengetahuan
ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan nifas)
Ibu
mengatakan sudah tahu tanda bahaya kehamilan
Ibu
mengatakan sudah lupa mengenai tanda-tanda persalinan
Ibu
mengatakan belum mengetahui tentang laktasi
13. Lingkungan
yang berpengaruh ( sekitarrumahdanhewanpeliharaan)
Ibu
mengatakan lingkungan rumah bersih dan tidak memelihara hewan peliharaan.
Lingkungan
sekitar rumah ibu adalah rumah penduduk.
C.
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Cemas
Kesadaran : Composmentis
Status
emosional : Stabil
Tanda vital
sign
Tekanan darah : 110/80
mmHg Nadi : 84
x/menit
Pernapasan : 22 x/menit Suhu :
36,5 0C
Berat badan : 49 kg Tinggi badan :158 cm
2.
Pemeriksaan fisik
Kepala :
Mesochepal, tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Rambut : Hitam, lurus, tidak berketombe
Muka :
Bulat, tidak oedem, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda,
sklera putih, bersih
Hidung :Tidak ada polip,bersih, tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak ada gigi
berlubang, bibir tidak kering
Telinga : Simetris, tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
parotis, tiroid, vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding
dada
Payudara :Bentuk simetris, puting susu menonjol,
tidak ada massa atau benjolan,aerola hiperpigmentasi
Abdomen :
Tidak ada bekas operasi, tampak tegang, terdapat linea nigra.
Palpasi
Leopold
Leopold I :TFU 2 jari di atas pusat (20cm)
teraba bulat, keras, melenting kepala.
Leopold II :Teraba keras memanjang datar seperti papan di sebelah
kiri perut ibu
punggung. Teraba bagian kecil-kecil di sebelah kanan perut ibu
ekstermitas.
Leopold III : Teraba bulat, keras tidak melenting bokong.
Leopold IV : Konvergen.
Osborn test : Tidak di lakuakan
Pemeriksaan
Mc. Donald
TFU : 20 cm, TBJ : (20-12) x
155 = 1240 gram
Auskultasi
DJJ : (-)
Ekstremitas atas : Simetris, gerakan ri lengkap, tidak oedem, LILA : 25,5
cm
Ekstremitas bawah : Simetris,
gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak oedem, reflek
patela (+)
Genetalia luar : Bersih, tidak ada pengeluaran, tidak ada peradangan
Pemeriksaan panggul (bila perlu) : Tidak
dilakukan
3.
Pemeriksaan Penunjang Tanggal : 5 Maret 2012 ,
Pukul: 16.15 WIB
USG
: DJJ (-), gerakan janin (-), uterus mengecil
4.
Data Penunjang
Tidak ada
II.
INTERPRETASI DATA
A.
Diagnosa Kebidanan
Seorang ibu Ny. P umur 24 tahun UK 26+5
minggu G1P0A0Ah0 hidup,
mati, letbok, intrauterine, inpartu kala 1 fase aktif dengan IUFD.
Data Dasar :
DS : Ibu
mengatakan ini hamil yang pertama
Ibu mengatakan berumur
24 tahun
Ibu mengatakan HPHT 30 Agustus 2011
Ibu mengatakan hamil 7 bulan dan
sudah 3 hari yang lalu gerakan janinnya tidak dirasakan.
DO : Keadaan umum : Cemas
Kesadaran
: Composmentis
Tanda vital
sign
Tekanan darah : 110/80
mmHg Nadi : 84
x/menit
Pernapasan : 22 x/menit Suhu :
36,5 0C
Berat badan : 49 kg Tinggi badan :158 cm
TBJ : 1240 gram,
DJJ (-) Lila : 25,5 cm
Leopod I : Kepala
Leopod II : Puki Punggung , Puka Ekstremitas
Leopod III : Bokong
Leopod IV : Konvergen
B.
Masalah
Ibu merasa cemas
Data dasar :
Tidak ada
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
POTENSIAL
1. Potensial terjadi infeksi
2. Potensial terjadi kuagulasi
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A.
Mandiri
Pemeriksaan Antenatal
B.
Kolaborasi
Dengan Dr. SpOG
untuk melahirkan janin yang telah mati
C.
Merujuk
Tidak ada
V.
PERENCANAAN Tanggal : 5 Maret
2012, Pukul : 16.25 WIB, Oleh :Bidan
1.
Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan
keluarga
2.
Berikan motivasi pada ibu dan keluarga
3.
Beritahu keluarga tentang tindakan yang
akan di lakukan
4.
Berikan Informed Choice
5.
Berikan Informed Consent
6.
Lakukan tindakan
7.
Lakukan evaluasi keadaan ibu
VI.
PELAKSANAAN Tanggal : 5 Maret 2012, Pukul :16.30 WIB, Oleh :Bidan
1.
Memberitahu pada ibu
dan keluarga mengenai hasil
pemeriksaan, supaya ibu mengetahui akan keadaannya, yaitu bahwa janin dalam
kandungan ibu telah meninggal yang ditandai dengan tidak adanya gerakan janin
yang dirasakan oleh ibu dan tidak tedengarnya DJJ saat pemeriksaan berlangsung,
TD: 110/80
mmhg, N : 84 x/menit, S:36,5 0C R : 22 x/menit
2.
Memberikan motivasi dan
dukungan mental kepada ibu dan keluarga agar ibu dan keluarga sabar dan dapat
menerima keadaan yang terjadi. Memberi dukungan dan pendampingan pada ibu untuk
tetap tabah dan menyerahkan segalanya pada yang lebih berkuasa, yaitu Tuhan.
Ibu mengatakan sudah dapat menerima kematian bayinya dan mengatakan ikhlas atas
hal tersebut.
3.
Memberitahu ibu dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan agar janin sesegera mungkin dilahirkan yaitu bidan
berkolaborasi dengan Dr. obgin yang nantinya ibu akan dilakukan pemberian
misoprostol 100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah
pemberian pertama.
4.
Memberikan Informed Choice kepada
ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan untuk segera melahirkan janin
supaya tidak menggangu kesehatan ibu
5.
Memberikan Informed Consent kepada ibu
dan keluarga untuk menandatangani keputusan yang sudah di ambil.
6.
Melakukan tindakan dari keputusan yang
sudah di ambil:
a.
Misoprostol
100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian
pertama.
b.
Pemasangan
batang laminaria selama 12 jam.
c.
Pemberian
tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai
maksimal 60 tetes per menit.
d.
Kuretasi
tajam
Catatan: dilakukakan histerotomi
bila upaya melairkan pervaginam dianggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu,
dengan sepengetahuan konsulen.
7.
Melakukan observasi
keadaan ibu meliputi tanda-tanda vital.
VII.
EVALUASI Tanggal : 5 Maret 2012, Pukul: 17.00 WIB, Oleh:
Bidan
1.
Ibu dan keluarga sudah mengerti
dengan hasil pemeriksaanya.
2.
Ibu dan keluarga sudah diberikan
motivasi ditandai ibu dan keluarga tidak cemas dan menerima tindakan yang akan
dilakuakan.
3.
Ibu dan keluarga sudah mengerti
tindakan yang akan dilakukan
4.
Ibu dan keluarga sudah diberikan Informed Choice dan
sudah mengambil keputusan.
5.
Ibu dan keluarga sudah diberikan Informed
Consent dan setuju atas tindakan yang diambil.
6.
Tindakan sudah dilakukan.
7.
Ibu
sudah di observasi keadaan ibu sudah membaik.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Intra
Uterin Fetal Death (IUFD), yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan
lebih dari 20 minggu atau pada trimester kedua dan atau yang beratnya 500 gram.
pendapat lain yang mengatakan kematian janin dalam kehamilan adalah kematian
janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung pada usia kehamilan
28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.
Penyebab
dari kematian janin intra uterine yang tidak dapat diketahui sekitar 25-60%,
insiden meningkat seiring dengan peningkatan usia kehamilan. Pada beberapa
kasus yang penyebabnya teridentifikasi dengan jelas, dapat dibedakan
berdasarkan penyebab dari faktor janin, maternal dan patologi dari plasenta.
3.2 SARAN
1.
Mahasiswa
Mahasiswa
diharapkan lebih mendalami kembali teori
persalinan dan IUFD sehingga dapat
memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan efektif sesuai dengan teori yang
ada. Dengan praktik kebidanan ini mahasiswa dapat menggali dan mendapatkan
pengalaman hendaknya lebih aktif selama berada di lahan praktek.
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham, Gary, dkk.2006. Obstetri William ed.21.
Jakarta.EGC
Mochtar, Rustam.1998, Sinopsis Obstetri. Jakarta.EGC
Prawiroharjo,
Sarwono.2003.IlmuKebidanan.Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan
ed.4 vo1. Jakarta.EGC
Nendra-nanda http://nendria-nanda.blogspot.com/2012/05/asuhan-kebidanan-pada-nyr-g1-p0000.html
DI Akses pada tanggal 21 April 2013, Pukul 15.00 WIB
0 comments
Posting Komentar