Jumat, 17 Mei 2013

FISIOLOGI KEHAMILAN

.


     
   DIAGNOSIS KEHAMILAN

Dibutuhkan kemampuan mengenal tanda (signs) dan gejala (symptoms) kehamilan ditambah dengan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium.
Secara klinis tanda-tanda kehamilan dibagi dalam dua kategori, yaitu :
1.      Tanda kehamilan yang tidak pasti (uncertain signs)
Walaupun ada, tidak berarti pasti hamil, namun pada orang hamil tanda ini pasti ada. Untuk tanda kehamilan tidak pasti ini, dikenal juga dengan istilah probable signs dan presumptive signs. Probable signs merupakan gejala yang bersifat subjektif dan hanya dapat dirasakan pasien, sedangkan presumptive signs merupakan tanda yang bersifat objektif yakni dapat diukur, diperiksa, dan dilihat oleh pemeriksa. Adapun yang termasuk uncertain signs adalah :
a.       Amenorrhea
Tidak ada haid/terlambat haid pada wanita usia subur.  Terlambat haid juga dapat terjadi pada kondisi stress, pemakaian obat-obatan, penyakit kronis atau gangguan kelenjar hipofisis-hipotalamus.
b.      Mual (nausea) dan muntah (vomitus)
Mual dan muntah disebabkan karena adanya peningkatan kadar hormon hCG dari plasenta dan karena motilitas lambung menurun akibat meningkatnya kadar hormon progesterone dalam darah.
c.       Mastodinia
Rasa kencang dan nyeri pada payudara yang disebabkan oleh payudara membesar. Pembesaran payudara disebabkan oleh stimulasi hormon estrogen, progesterone, hormon plasenta laktogen (HPL), dan sedikit prolaktin.  Mastodinia dapat pula terjadi pada masa pra-menstruasi.
d.      Quickening
Persepsi gerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu. 18 minggu pada multigravida, 20 minggu pada primigravida. Ada yang disebut dengan pseudocysis yaitu keadaan dimana seorang wanita mengalami hamil palsu.
e.       Poliuria
Frekuensi miksi bertambah terutama pada waktu malam hari. Keluhan ini disebabkan karena uterus yang membesar mendesak vesica urinaria sehingga daya tampung vesica urinaria berkurang.
f.       Konstipasi
Ini terjadi karena pengaruh progesteron yang menyebabkan relaksasi otot polos usus, menyebabkan tonus otot polos berkurang, sukar kontraksi sehingga sukar BAB.
g.      Perubahan Berat Badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan karena mual dan muntah dan nafsu makan berkurang. Setelah lebih dari 3 bulan berat badan mulai meningkat karena nafsu makan makin baik.
h.      Suhu Basal Meningkat
Suhu basal adalah suhu yang diukur pada pagi hari sebelum melakukan aktivitas. Pada orang normal suhu basal berada pada kisaran 36,5-370C, pada saat ovulasi terjadi kenaikan sebesar 0,50C. Jika terjadi kehamilan, sesudah ovulasi suhu tetap tinggi terus antara 37,2-37,80C (selama lebih dari 3 minggu). Kenaikan suhu basal ini disebabkan karena efek thermogenik progesteron.
i.        Pigmentasi
Muncul pada minggu ke-16 kehamilan. Terjadinya pigmentasi disebabkan karena stimulasi MSH (Melanocyte Stimulating Hormone). Pigmentasi ditandai dengan :
·         Cloasma Gravidarum : deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan dahi
·         Pada areola dan papilla mamae warna kulit menjadi lebih hitam
·         Striae gravidarum : perubahan warna seperti jaringan parut pada kulit daerah abdomen , garis-garis hitam (linea nigra). Kadang-kadang terjadi teleangiektasia karena pengaruh estrogen yang tinggi.
j.        Perubahan Mammae
Akibat stimulasi hormon Prolaktin dan HPL, sehingga dengan pemijatan ringan dapat mengeluarkan kolostrum pada usia kehamilan > 16 minggu.
k.      Perubahan pada Organ Pelvis
·         Livide (kebiruan) pada cerviks uteri dan dinding vagina. Karena sirkulasi bertambah tetapi aliran balik berkurang sehingga terjadi bendungan vena pada bulbus vestibule vagina (Chadwick sign : dinding vagina kebiru-biruan), demikian halnya dengan dinding vagina bagian dalam juga mengalami hal serupa (Jacquimier’s sign).
·         Munculnya Heggar’s sign yaitu perlunakan daerah isthmus uteri atau segmen bawah rahim sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih tipis dan uterus mudah difleksikan.Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke-7 sampai dengan minggu ke-8.
·         Munculnya Ladin’s sign yaitu suatu pelembutan atau perlunakan yang terjadi pada daerah cervicouterine junction atau bagian tengah dinding uterus bagian dalam.
·         McDonald’s sign yaitu fundus uteri menjadi lebih mudah untuk difleksikan dari bagian cervix yang biasanya terjadi pada minggu ke-7 sampai 8 kehamilan.
·         Goodell’s sign yaitu pelembutan atau perlunakan pada bagian cerviks uteri .
·         Terjadinya pelembutan atau perlunakan yang tidak merata pada tempat terjadinya implantasi  (Vorn Fernwald’s sign) atau jika tempat implantasinya di daerah cornu uteri maka akan terjadi pembesaran asimetris pada tempat implantasinya dan kemudian menimbulkan perlunakan dengan pemeriksaan toucher (Piscasek’s sign)
l.        Pembesaran perut
Nyata setelah minggu ke-6 karena pada saat ini uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut.
m.    Epulis
Di bawah pengaruh estrogen dan progesteron, gusi mengalami pembengkakan sehingga mudah berdarah.
2.      Tanda kehamilan pasti (certain signs)
Kalau ada tanda ini dipastikan hamil, sedangkan kalau tidak ada pasti tidak hamil. Adapun tanda kehamilan pasti antara lain :
a.    Adanya denyut jantung janin (DJJ)
Adanya DJJ dapat diketahui sebagai berikut :
·         Stetoskop Laennec pada minggu ke-17 sampai 18
·         Stetoskop ultrasonik/Doppler pada minggu ke-12
·         USG pada minggu ke-7 sampai ke-8
·         Fetal EKG, dapat direkam pada minggu ke-12
b.    Pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Pada minggu ke-6 sampai ke-7 dapat dilihat gestasional sac, minggu ke-7 sampai 8 dilihat dan didengar DJJ, minggu ke-8 sampai 9 dilihat gerakan janin, minggu ke-9 sampai 10 dilihat plasenta, dan pada minggu ke-12 sudah dapat diukur diameter biparietal kepala  janin untuk menentukan HPL
c.    Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outlet janin , biasanya menjadi jelas setelah minggu ke-22.
d.   Rontgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12 sampai minggu ke-14. Pemeriksaan ini dilakukan hanya atas indikasi yang mendesak sekali janin sangat peka terhadap sinar X.

e.    Tes Laboratorium
Yang paling popular adalah tes inhibisi koagulasi yaitu mendeteksi adanya hCG yang dibentuk oleh sinsitiotrofoblas dalam urin. Tes deteksi hCG yang terkenal adalah PP test.


    II.            PERUBAHAN ENDOKRIN PADA KEHAMILAN
Perubahan fisiologi pada kehamilan dikendalikan oleh perubahan sekresi hormon.
a.       Progesteron
Corpus Luteum pada ovarium menyediakan progesteron sampai usia kehamilan 10 minggu. Setelah itu produksi progesteron plasenta mendominasi sistem ibu. Progesteron aktif di dalam uterus, dimana progesteron memelihara bagian desidua uterus dan merelaksasi otot polos miometrium. Progesteron juga memiliki efek perifer pada otot polos vaskuler dan organ lain harus beradaptasi terhadap kebutuhan saat kehamilan
b.      Estrogen
Estrogen utama dalam kehamilan adalah estriol. Pada awal kehamilan, kadar estron dan estradiol meningkat, tetapi kadar estriol belum meningkat sampai minggu ke-9. Estrogen memiliki efek merangsang pertumbuhan, dan secara mencolok mendorong pertumbuhan endometrium. Estrogen juga merangsang retensi cairan dan meningkatkan kemampuan jaringan ikat menahan air dengan mempengaruhi komposisi jaringan tersebut.


c.       Human Chorionic Gonadotropin (hCG)
hCG mula-mula diproduksi oleh sel lapisan luar blastokista yang kemudian sel ini berdiferensiasi menjadi trofoblas, dan kemudian menjadi plasenta. Sinsitiotrofoblas yang berkembang dari trofoblas terus menghasilkan hCG. Biasanya hCG didalam sirkulasi darah ibu pada usia kehamilan 8-10 minggu pasca fertilisasi. Pembentukan hCG maksimal pada 60-90 hari, kemudian turun ke kadar rendah yang menetap selama kehamilan.
hCG memiliki sifat dapat merangsang hormon tiroksin dari kelenjar tiroid, mempengaruhi nafsu makan dan pengendapan lemak, dan juga memepengaruhi rasa haus dan pengeluaran antidiuretik hormon (ADH). Selain itu hCG juga dapat meningkatkan pertumbuhan miometrium dan menghambat kontraktilitas otot polos termasuk otot polos miometrium.
d.      Human Placental Lactogen (hPL)
hPL merupakan hormon protein yang diproduksi secara eksklusif oleh plasenta. Seiring dengan penurunan kadar hCG, terjadi peningkatan sekresi hPL. hPL bersifat antagonistik terhadap insulin dan menyebabkan peningkatan glukosa darah (hiperglikemik). Efek diabetogenik hPL menyebabkan perubahan metabolisme glukosa dan lemak yang menguntungkan bagi janin.
e.       Relaksin
Hormon ini mungkin disintesis di ovarium dan disimpan dalam plasenta. Kadar relaksin paling tinggi pada trimester I kehamilan. Relaksin memiliki peran dalam pelunakan ligamentum elastik tulang-tulang pelvis dan telah digunakan secara klinis pada pematangan serviks selama induksi kehamilan. Peran pasti relaksin pada kehamilan belum jelas, tetapi zat ini nampaknya dapat menghambat aktivitas uterus pada awal kehamilan.
f.       Hormon adrenal dan hipofisis
Ukuran dan aktivitas kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan. Estrogen merangsang pembentukan kortisol oleh adrenal dengan menghambat metabolisme kortisol. Peningkatan kadar kortisol dalam darah dapat menimbulkan efek positif pada penyakit tertentu seperti artitis reumatoid dan ekzema. Produksi prolaktin hipofisis juga meningkat secara cepat sebagai akibat rangsangan estrogen pada wanita hamil.

g.      Hormon Tiroksin
Estrogen, hCG dan perubahan fungsi hepar dan ginjal menyebabkan kadar T3 dan T4 dan globulin pengikat tiroksin (tiroksin binding globulin) berubah. Keadaan hamil menjadi mirip dengan kondisi hipertiroidisme pada beberapa aspek misalnya terjadi peningkatan suhu tubuh, peningkatan nafsu makan, dan peningkatan rasa lelah.
 III.            PERUBAHAN ANATOMIS DAN FISIOLOGIS SISTEM REPRODUKSI
a.       Uterus
Intinya uterus mengalami peningkatan ukuran dan perubahan bentuk. Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Endometrium menebal menjadi desidua. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan dan progesteron berperan untuk elastisitas atau kelenturan uterus sehingga menyebabkan relaksasi.
Taksiran kasar pembesaran uterus pada palpasi tinggi fundus uteri (TFU) adalah sebagai berikut :

Tidak hamil/normal
sebesar telur ayam
Kehamilan 8 minggu
sebesar telur bebek
Kehamilan 12 minggu
3 jari diatas sympisis
Kehamilan 16 minggu
pertengahan sympisis-pusat
Kehamilan 20 minggu
3 jari dibawah pusat
Kehamilan 24 minggu
Setinggi pusat
Kehamilan 28 minggu
3 jari diatas pusat
Kehamilan 32 minggu
pertengahan pusat-processus xyphoideus
Kehamilan 36 minggu
Setinggi processus xyphoideus
Kehamilan 40 minggu
1-2 jari dibawah processus xyphoideus

Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron sehingga menimbulkan tanda Hegar (Hegar’s sign), warna menjadi livid kebiruan. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
b.      Decidua
Decidua adalah nama yang diberikan kepada endometrium selama kehamilan. Progesteron dan estrogen pada awalnya diproduksi oleh corpus luteum yang menyebabkan decidua menjadi lebih tebal, lebih vaskuler, dan lebih kaya di fundus. Saat placenta telah terbentuk, maka plasenta dapat menghasilkan hormon sendiri dan corpus luteum tidak lagi dipertahankan oleh hCG yang dihasilkan sel sinsitiotrofoblas. Corpus luteum mengecil dan akan berubah menjadi corpus albicans.  
c.       Miometrium
Estrogen berperan penting dalam pertumbuhan otot di dalam uterus.  Pada usia kehamilan 8 minggu, uterus mulai menghasilkan gelombang kecil dari kontraksi yang dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Pada umumnya kontraksi ini tanpa rasa sakit walaupun beberapa wanita mengeluhkan nyeri dengan intensitas rendah.
d.      Serviks
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih banyak jaringan otot, maka serviks mengandung lebih banyak jaringan ikat, hanya 10% jaringan otot. Dibawah pengaruh hormon progesteron, sel epitel kelenjar yang terdapat di sepanjang canalis cervisis uteri menghasilkan secret sehingga membentuk suatu penyumbatan serviks yang disebut operculum atau mucous plug sehingga melindungi cavum uteri dari infeksi.
e.       Vagina
Estrogen menyebabkan perubahan di dalam lapisan otot dan epitel vagina, lapisan otot-otot sekitar vagina juga hipertrofi, sehingga beberapa ligamentum sekitar vagina menjadi lebih elastis. Dibawah pengaruh estrogen, epitel kelenjar sepanjang vagina aktif mengeluarkan sekret sehingga memberi gambaran seperti keputihan (leucorrhoea).  Sel lapisan epithelium juga mengalami peningkatan glikogen. Sel itu berinteraksi dengan baksil Doderlein’s (Lactobacillus sp), suatu bakteri yang hidup normal bersama organisme lain pada vagina, dan menghasilkan suatu lingkungan yang lebih asam sebagai proteksi ekstra terhadap beberapa organisme seperti Candida albicans. Selain itu vagina juga lebih vaskuler, sehingga muncul warna merah kebiruan (livid) terutama pada bulbus vestibule yang menimbulkan tanda chadwick’s sign). Warna porsio pun tampak livid (Jacquimier’s sign). Peningkatan aliran darah berarti denyut arteri uterus dapat dirasakan melalui forniks lateralis (Oslander’s sign).
f.       Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat corpus luteum graviditas sampai terbentuk plasenta pada kira-kira 16 minggu kehamilan.

g.      Mammae
Payudara akan membesar dan tegang akibat stimulasi hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen  menimbulkan hipertrofi sistem saluran (ductus dan ductulus), sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus (alveolus) pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi perubahan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Papilla mammae (putting susu) akan membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi dibawah stimulasi MSH.




 IV.            PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN
Massa
10 minggu
(gr)
20 minggu
(gr)
30 minggu
(gr)
40 minggu
(gr)
Fetus (bayi)
5
300
1500
3500
Plasenta
20
170
430
650
Cairan amnion
30
350
750
800
Uterus
140
320
600
970
Mammae
45
180
360
405
Plasma darah
100
600
1300
1250
Cairan interstitial
0
30
80
1580
Jaringan lemak maternal
310
2050
3480
3345
Total
650
4000
8500
12500

    V.            ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM KARDIOVASKULER PADA KEHAMILAN
a.       Volume Darah
Volume darah total meningkat sebesar 30-50%, dan bisa lebih pada kehamilan multipel. Kapasitas pengangkut oksigen harus dipertahankan saat terjadinya peningkatan volume darah yang bersirkulasi. Absorpsi besi (Fe) meningkat untuk memenuhi kebutuhan akan peningkatan hemoglobin selama terjadi penambahan volume darah (hemodilusi). Perubahan estrogen dan progesteron menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler yang diikuti oleh peningkatan retensi natrium dan air serta ekspansi volume darah (plasma) atau hemodilusi.
b.      Curah jantung (Cardiac Output)
Volume darah dan curah jantung meningkat sejajar. Curah jantung meningkat sekitar 30-50%, suatu peningkatan rerata 1,5 liter per menit dari 4,5 liter/mnt menjadi 6 liter/mnt. Curah jantung meningkat cepat pada trimester I dan dipertahankan selama kehamilan. Peningkatan curah jantung lebih besar lagi pada kehamilan multipel. Curah jantung dipengaruhi oleh postur, saat wanita hamil berbaring terlentang, uterusnya dapat menekan vena cava inferior yang menyebabkan penurunan curah jantung. Saat persalinan, curah jantung meningkat sebesar 2 liter per mnt.
Pada kehamilan frekuensi denyut jantung (FDJ) maupun volume sekuncup jantung meningkat. FDJ meningkat segera setelah implantasi rata-rata 20% (15 denyutan per menit) yakni dari 70 kali per mnt menjadi 80 kali per mnt. Sementara volume sekuncup jantung biasanya meningkat sekitar 10% dari 64 ml menjadi 71 ml. Estrogen dapat merangsang peningkatan penimbunan komponen sel miokardium dan meningkatkan kontraktilitas miokardium.
c.       Tekanan Darah
Kehamilan normal tidak banyak berpengaruh pada tekanan darah. Sekalipun dalam kehamilan terjadi peningkatan curah jantung dan resistensi vascular, tekanan sistolik ternyata tidak banyak berubah. Namun, tekanan diastolic cenderung lebih rendah pada dua trimester pertama dan kembali ke tingkat sebelum hamil pada trimester ketiga.
Pada akhir kehamilan, sebagian besar wanita mengalami pembengkakan (oedema) di tungkai bawah akibat kombinasi efek progesteron yang melemaskan tonus vascular perifer, terhambatnya aliran balik vena oleh uterus (vena cava syndrome), dan gaya gravitasi.
 VI.            ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM HEMATOLOGIS PADA KEHAMILAN
Wanita hamil mengalami anemia ringan. Produksi hemoglobin dan massa total eritrosit pada ibu meningkat selama kehamilan akibat meningkatnya produksi eritropoetin. Volume vaskuler maternal meningkat  sangat banyak. Hal ini menyebabkan anemia delusional ringan yang melindungi ibu dari kehilangan hemoglobin yang berlebihan saat persalinan.
Wanita hamil juga dapat mengalami leukositosis (peningkatan jumlah leukosit) ringan yang dapat menjadi jelas selama persalinan dan pasca persalinan. Wanita hamil juga dapat mengalami hiperkoagulabilitas. Peningkatan koagulabilitas terjadi karena adanya peningkatan sintesis prokoagulan di hepar. Sampai 8% wanita akan mengalami trombositopenia ringan (< 150.000 platelet/ml).
Berikut ini ringkasan perubahan hematologis pada kehamilan :
Perubahan Kehamilan
Catatan
Volume Plasma
Meningkat sampai sekitar 50% dari 2600 ml menjadi 3900 ml
Lebih besar pada kehamilan kedua dan berikutnya, berkolerasi dengan berat lahir
Massa eritrosit
Meningkat (sekitar 18%)
Meningkat lebih besar apabila ibu mendapat suplemen zat besi (bisa sampai 30%)
Leukosit
Baik jumlah sel maupun aktivitas metabolik meningkat
Peningkatan inisial terjadi awal kehamilan dan serupa dengan respons terhadap stress lain
Protein plasma
Menurun
Penurunan tekanan osmotic koloid plasma merupakan predisposisi terjadinya edema
Faktor pembekuan
Meningkat
Faktor fibrinolitik justru berkurang
Trombosit
Menurun
Koagulabilitas darah meningkat

VII.            ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM RESPIRASI PADA KEHAMILAN
Usaha pernafasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik jaringan ibu dan janin. Pada akhir kehamilan, konsumsi oksigen meningkat sebesar 16-20%. Sistem respirasi juga dipengaruhi  oleh volume uterus yang terus membesar. Diafragma melakukan sebagian kerja respirasi, pernafasan lebih bersifat torakhalis dari pada abdominalis.
Seiring dengan peningkatan kadar progesteron selama kehamilan, peningkatan responsivitas terhadap pCO2 menyebabkan volume tidal dan volume ventilasi per menit meningkat. Karena itu, hiperventilasi merupakan hal normal pada kehamilan. Konsumsi oksigen meningkat, namun tekanan oksigen arteri tidak mengalami perubahan.
Tekanan parsial oksigen pada ibu sedikit meningkat (dari 95-100 menjadi 101-106 mmHg) dan kadar karbondioksida menurun (dari 35-40 mmHg menjadi 26-34 mmHg). Penurunan kadar karbondioksida pada kehamilan menyebabkan alkalosis respiratorik ringan. Terjadi kompensasi metabolik berupa peningkatan kadar ekskresi ion bikarbonat oleh ginjal. Selain itu, progesteron juga memiliki efek local yaitu merelaksasi otot polos jalan nafas (bronkus dan bronkiolus) dan pembuluh darah paru. Banyak wanita hamil mengalami dispnea, yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan kecemasan, sering pada awal kehamilan sebelum terjadi perubahan tekanan intraabdominal. Hal ini berkaitan dengan pCO2 dan mungkin disebabkan hiperventilasi.
VIII.            ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM EKSKRESI PADA KEHAMILAN
Selama kehamilan, ginjal meningkatkan ekskresi produk sisa sebagai respons terhadap peningkatan metabolisme ibu dan janin, sementara retensi cairan dan elektrolit berubah sebagai respons terhadap perubahan kardiovaskuler. Peningkatan volume darah sirkulasi dan hemodilusi pada kehamilan dicapai melalui peningkatan reabsorpsi natrium di tubulus ginjal.
Pada kehamilan, anatomi makroskopik sistem ginjal mengalami perubahan. Ginjal membesar akibat peningkatan aliran darah ginjal dan volume vaskuler. Peningkatan aliran darah ginjal menyebabkan peningkatan laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate-GFR) sejak awal kehamilan. Peningkatan GFR menyebabkan peningkatan kadar natrium, glukosa, dan asam amino di dalam filtrate, namun reabsorpsi tubulus ginjal juga meningkat sehingga sebagian besar beban natrium yang meningkat tersebut direabsorpsi. Retensi natrium menyebabkan retensi cairan (penimbunan air).
Selama kehamilan, fungsi vesica urinaria juga terpengaruh. Frekuensi berkemih meningkat pada awal kehamilan karena uterus yang sedang tumbuh di dalam cavum pelvis menimbulkan tekanan pada vesica urinaria di bawahnya. Dinding vesica urinaria menjadi lebih edema dan hiperemis, yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan trauma.
 IX.            ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM PENCERNAAN PADA KEHAMILAN
Progesteron merelaksasi otot polos sehingga mempengaruhi seluruh saluran gastrointestinal selama kehamilan. Pengosongan lambung menjadi lambat, begitu juga pergerakan zat-zat yang dicerna di sepanjang saluran gastrointestinal. Pengosongan kandung empedu menjadi lebih lama dan cairan empedu cenderung untuk mengendap di dalam saluran empedu dan duktus koledukus. Gangguan ringan pada saluran gastrointestinal sangat sering dijumpai dalam kehamilan. Gangguan ini meliputi mual, muntah, konstipasi dan nyeri dada.
Gusi menjadi lebih hiperemis, edema dan spongy karena efek estrogen pada aliran darah dan konsistensi jaringan lunak. Gusi menjadi mudah berdarah dan lebih peka terhadap makanan yang kasar dan tindakan menggosok gigi yang kuat. Kadang timbul nyeri pada ulu hati (heartburn), suatu rasa/sensasi panas atau terbakar di midsternum, sering terjadi pada 30-70% wanita hamil. Efek progesteron pada tonus sfingter esophagus bawah menyebabkan kompetensi sfingter terganggu sehingga meningkatkan kemungkinan regurgitasi asam lambung ke esophagus.
Sekresi HCl lambung cenderung menurun, sehingga kadang terjadi remisi/perbaikan gejala ulkus peptikum selama kehamilan. Sekresi pepsin juga menurun, begitupun tonus dan motilitas lambung juga menurun pada kehamilan.  
    X.            ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM INTEGUMENTUM PADA KEHAMILAN
Sejumlah perubahan dapat ditemukan pada penampilan seorang wanita hamil. Peningkatan hormon melanotrofik (melanotrophic hormone-MH) atau dikenal juga dengan MSH yang bersirkulasi menyebabkan terjadinya peningkatan pigmentasi kulit. Pada awal kehamilan, putting susu dan areola mamae bertambah hitam/gelap. Terbentuk satu garis gelap dari pusar sampai pubis yang disebut linea nigra yang memperlihatkan garis pelipatan dan fusi abdomen pada masa embrio. Kloasma gravidarum, pigmentasi berbercak yang biasanya berbentuk kupu-kupu (mask of pregnancy) di sekitar mata dan dahi. Freckles (lentigo) dan jaringan parut yang baru terbentuk mungkin bertambah gelap.
 XI.            PENENTUAN USIA KEHAMILAN
Beberapa cara penetapan usia kehamilan adalah dengan menggunakan riwayat haid (menstruasi), pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan sonografi.
a.       Penggunaan riwayat haid
Jika seorang ibu memiliki siklus haid teratur dan ia melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin, maka HPHT dapat digunakan untuk mengestimasi usia kehamilan. Pada umumnya konsepsi dianggap terjadi pada hari ke-14 pada siklus 28 hari.

b.      Pemeriksaan klinis
·         Besar uterus
Pada kehamilan muda (sampai dengan usia 12 minggu), besar uterus ditentukan dengan pemeriksaan bimanual, sedangkan pada kehamilan trimester II dan selanjutnya, besar uterus dilakukan melalui pemeriksaan tinggi fundus uteri (TFU).
·         Pergerakan janin
Pada primigravida, pergerakan janin umumnya dirasakan saat usia kehamilan mencapai 19-21 minggu, sedangkan pada multigravida sudah terasa pada usia 17-19 minggu.
·         Mendengar DJJ
Pada usia kehamilan 12 minggu, DJJ sudah dapat didengar dengan memakai fetal Doppler. Sementara itu dengan menggunakan stetoskop monoaural (Laennec), DJJ dapat didengar pada usia kehamilan 17-18 minggu.
c.       Pemeriksaan sonografi
Pengukuran kantong gestasi (KG) dan panjang janin (CRL-crown rump length) dapat digunakan pada trimester I (sampai dengan 12 minggu), dengan deviasi akurasi 2-5 hari. Pada usia kehamilan > 13 minggu, janin sudah mengalami fleksi sehingga ukuran CRL tidak dapat digunakan lagi. Pada kehamilan trimester II dan III harus memakai ukuran lain, misalnya diameter biparietal kepala janin (BPD), lingkar kepala, lingkar perut, lingkar dada, dan panjang femur. Untuk usia kehamilan 14-18 minggu, BPD dapat mengestimasi usia kehamilan dengan tingkat deviasi 9 hari. Sedangkan pengukuran lingkaran kepala mengestimasi usia kehamilan dengan deviasi 4 hari.
Perkiraan Tanggal Kelahiran
Perkiraan tanggal kelahiran (expected date of delivery) yang selama ini banyak digunakan adalah berdasarkan pada Rumus Naegle yang didasarkan pada hari pertama haid terakhir (HPHT) yaitu dengan menambahkan 7 pada tanggal HPHT (tanggal +7), dan mengurangi 3 atau menambahkan 9 pada bulan HPHT ( bulan -3/+9), dan menambahkan 1 / tidak ditambahkan pada tahun (+1/+0). Rumus Naegle hanya memiliki akurasi bagi wanita yang memiliki siklus haid 28 hari, padahal kini sebagian besar wanita tidak memiliki siklus haid yang teratur.

0 comments

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar